Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Kasus Pembunuhan Berantai

Apa Itu Serial Killer? yang Kini Terungkap Setelah Pelaku Wowon Cs Berhasil Ditangkap Polisi

Kasus pembunuhan berantai di bekasi dan Cianjur memunculkan nama Wowon Cs sebagai tersangka

Editor: Glendi Manengal
Tribunnews
Kolase tiga tersangka pembunuhan berencana di Bekasi dan Cianjur, Wowon Erawan (kiri), Dede Solehudin (tengah), dan Solihin alias Duloh (kanan). 

Definisi ini dikhususkan untuk konteks kriminalitas, jadi digunakan dalam konteks yang berkaitan dengan kriminalitas saja.

Sementara itu, definisi serial sebagai kata benda adalah cerita atau lakon yang muncul secara berkala di televisi atau radio atau di majalah.

Killer berperan sebagai noun (kata benda) dalam part of speech sehingga penggunaannya dalam kalimat sama seperti penggunaan kata benda dalam bahasa Inggris lainnya.

Definisi killer di dalam Oxford English Dictionary adalah seseorang atau sesuatu yang membunuh.

Dengan kata lain, killer adalah pembunuh.

Kasus Pembunuhan Berantai di Bekasi dan Cianjur

Kasus pembunuhan berantai di bekasi dan Cianjur memunculkan nama Wowon Cs sebagai tersangka. Serial killer Wowon Cs yang menyita perhatian publik ini pun direspons psikolog forensik Reza Indragiri.

Menurut Reza, sekalipun tersangka belum pernah keluar masuk lembaga pemasyarakatan (lapas), akan tetapi dalam penilaian pengulangan perbuatan jahat bisa disebut residivis. Ia menyebutkan dalam cap residivisi ada delapan faktor yang bisa ditelaah.

Empat faktor dominan, meliputi, riwayat kejahatan yang berarti pelaku sudah pernah melakukan kejahatan dan tingkat kefasihan dalam melakukan aksinya meningkat. Faktor dominan kedua adalah semua tersangka memiliki pola kepribadian antisosial.

“Namun, saya tetap berasumsi mereka orang yang waras normal sehat dalam kasus ini karena sedang menjalani pemeriksaan secara hukum,” ujarnya dalam dialog Kompas Petang Kompas TV, Jumat (20/1/2023).

Faktor dominan ketiga adalah para tersangka mengembangkan pro kejahatan yang menjadikan kejahatan sebagai solusi dari masalah. Keempat, para tersangka dalam satu keluarga yang mendukung relasi menyimpang, misal salah satu tersangka yang menikahi anak mantan istrinya.

Reza juga berpendapat pola kepribadian antisosial kebanyakan memiliki kecerdasan di atas rata-rata. Artinya, wajar jika tersangka selama ini tidak dicurigai oleh lingkungan sekitar karena mereka memiliki kecerdasan ditambah tingkat kefasihan meningkat akibat perbuatan yang berulang.

“Jadi bukan hal istimewa kalau para tersangka bisa mengelabuhi lingkungan sekitar,” ucapnya.

Terkait anggapan tidak masuk akal karena tersangka menghabisi anggota keluarganya sendiri, Reza juga sudah memiliki jawaban. Ia tidak menampik dari kacamata orang luar terkesan tidak masuk akal.

“Tetapi jika kita masuk ke diri pelaku, apakah mereka benar mengganggap korban anggota keluarga sendiri, mengingat para pelaku menganggap orang sekitar sebagai sasaran kejahatan,” tuturnya.

Sumber: Kompas.com
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved