Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Renungan Harian

Renungan Harian, Hakim-hakim 21:1-25, Kita Tidak Sendirian

Renungan Harian hari ini terdapat dalam Hakim-hakim 21:1-25 mengenai kita tidak sendirian.

Editor: Tirza Ponto
pixabay.com
Renungan Harian, Hakim-hakim 21:1-25, Kita Tidak Sendirian 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Renungan Harian hari ini terdapat dalam Hakim-hakim 21:1-25 mengenai kita tidak sendirian.

Tribunners, dalam keadaan emosional dan tidak bisa berpikir panjang, orang Israel membuat sumpah yang gegabah.

Setelah hingar-bingar emosional reda, mereka kebingungan karena satu suku Israel akan lenyap. Mereka menangis dan seolah menyalahkan Tuhan, "Mengapa, ya Tuhan …?" Lalu apa solusinya?

Mereka menumpuk perbuatan keji yang satu di atas serangkaian perbuatan keji lain: untuk mencegah satu suku binasa, mereka melakukan satu pembantaian lainnya terhadap sesama orang Israel. Bahkan anak-anak pun ikut mereka bantai.

Mendapati jumlah gadis yang mereka culik belum cukup, mereka pun merancang serangkaian penculikan kedua, kali ini secara eksplisit melibatkan para tua-tua dalam proses pengambilan keputusannya. Pesta perayaan yang seharusnya sakral bagi Tuhan di Silo, di mana Tabut Perjanjian saat itu berada, berubah menjadi ajang penculikan massal yang secara resmi disetujui pemimpin umat.

Perikop ini adalah akhir dari narasi pasal 17-21 yang menggambarkan kondisi bangsa Israel yang karut-marut secara rohani, moral, dan sosial. Pengenalan mereka terhadap Allah begitu tergantung kepada individu-individu pemimpin mereka.

Walaupun mereka perkasa dan kehidupan semakin mapan, ternyata iman dan sikap hidup mereka –rakyat maupun pemimpin– masih sangat impulsif (bertindak tanpa berpikir mengenai konsekuensi atau resikonya). Kita bersyukur Allah sudah mencurahkan Roh Penolong kepada setiap anak-Nya; Roh yang hidup di dalam setiap orang beriman (Yoh. 14:16-17).

Kita tidak akan ditinggalkan sendirian dan tidak akan pernah harus membuat keputusan "menurut apa yang benar menurut [pandangan] sendiri, " karena Allah senantiasa beserta kita. Syukurilah kehadiran dan tuntunan Allah dalam hidup kita; berdoalah agar kita diberikan kepekaan mendengar suara-Nya.

Jadi, penting bagi kita masing-masing untuk terus memperdalam pengenalan kepada Allah secara benar.

Bukan ikut-ikutan apa kata orang, bukan juga mengikuti tokoh-tokoh tertentu; tetapi sungguh-sungguh mengenalNya secara pribadi.

Meskipun terkadang kita diijinkan berada dalam situasi sulit, tetaplah percaya bahwa kita tidak akan ditinggalkan sendirian. Tuhan itu selalu ada menyertai kita di segala situasi.

Bahkan RohNya, senantiasa memberi petunjuk dan kekuatan agar kita tetap berjalan di jalan yang benar sesuai kehendakNya.

Puji Tuhan. God bless you always.

Baca Berita Lainnya di: Google News

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved