Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Sulawesi Utara

Cuaca Ekstrem Landa Sulawesi Utara Sepekan ke Depan, BPBD Siaga dan Waspada Bencana

Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) dalam sepekan ke depan bakal dilanda  cuaca ekstrem. 

Penulis: Ryo_Noor | Editor: Chintya Rantung
ryo noor/tribun manado
Kepala BPBD Sulut Joi Oroh 

TRIBUNMANADO.CO.ID -Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) dalam sepekan ke depan bakal dilanda  cuaca ekstrem

Prakiraan Stasiun Meteorologi Sam Ratulangi Manado, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Sulawesi, cuaca ekstrem akan terjadi tanggal 7-12 Januari 2023.
Wilayah tersebut meliputi Kepulauan Sangihe, Kepulauan Sitaro, Kepulauan Talaud, Minahasa Selatan, Bolmong, Bolsel, Manado, Bitung, dan Minahasa Utara. 

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulut pun langsung bereaksi. 

Kepala BPBD Sulut Joi Oroh mengatakan, stakeholder kebencanaan pun langsung kordinasi untuk siap siaga dan waspada ancaman bencana hidrometeorologi 

Potensi ancaman bencana tersebut semisal banjir, longsor, angin kencang, dan gelombang pasang

"Prakiraan BMKG ini kita sudah kordinasi dengan BPBD kabupaten/kota agar disosialisasikan ke masyarakat,agar bisa siaga dan waspada," katanya kepada tribunmanado.co.id, Jumat (6/1/2023).

Potensi bencana yang sudah nampak yakni angin kencang. Buntutnya ada kasus pohon tumbang  hingga menimpa mobil. Beruntung tidak ada korban jiwa.

"Daerah-daerah rawan angin kencang ini berpotensi pohon tumbang, pengguna jalan lebih hati-hati lagi, saat angin berhembus kencang secepatnya menghindari lokasi yang memiliki pohon-pohon besar," kata dia.

Daerah rawan semisal Jalan Manado-Tomohon, sejak Desember 2022 kata Joi Oroh lewat kordinasi dengan Balai Pelaksana Jalan Nasional menempatkan alat berat dan peralatan siaga bencana.

"Personel dan peralatan masih stand by di lokasi Jalan Manado-Tomohon di Tinoor.

Manakala dibutuhkan langsung bisa digerakkan," ujarnya.

Angin kencang lanjut Kepala BPBD juga bisa mengancam warga bermukim di tepi laut, daerah kepulauan, para nelayan, bahkan akses transportasi laut.

"Diimbau saat terjadi angin kencang, nelayan bersabar dulu jangan melaut, begitu pun transportasi kapal penyebaran ke pulau-pulau, saya yakin sudah ada SOP-nya," kata dia.

Di laut juga ada potensi gelombang pasang, jangan sampai kata Joi Oroh gelombang ini menghantam perahu-perahu nelayan, maka diharapkan agar mengamankan perahu di balik penghalang gelombang atau baiknya dinaikkan ke darat.

Selain itu, ancaman banjir dan tanah longsor juga masih mengintai.

Semisal curah hujan meningkat intensitasnya, dimintakan kepada warga yang ada di daerah rawan seperti bantaran sungai dan di tempat bertebing agar siaga dan waspada.

"Dikhawatirkan jika hujan deras di malam hari, menilai situasi agar jangan tidur lelap, sebisa mungkin bersiaga, dan waspada," ujarnya.

Stakeholder kebencanaan kata dia terus melakukan kordinasi apalagi memang awal tahun baru dari pengalaman-pengalaman yang lalu terjadi bencana seperti banjir dan tanah longsor

"Tentu kita berdoa kepada Tuhan, memohon terhindar dari bencana," kata dia.

Namun di lain pihak istilahnya tetap harus sedia payung sebelum hujan.

"Bentuk kesiagaan, kita siapkan pos di masing-masing kabupaten/kota. Peralatan, personel di lapangan siap merespon jika terjadi bencana. Termasuk logistik, sampai bantuan tanggal darurat sudah harus tersedia," ungkap Mantan Kepala Dinas Perhubungan Sulut ini. (ryo)

Baca juga: BL Ditangkap Polresta Manado Sulawesi Utara Punya 100 Butir Trihexyphenidyl, Ini Target Pembelinya

Baca juga: Chord Gitar dan Lirik Lagu Crito Mustahil - Denny Caknan, Mung Pengen Ngadani

 

Sumber: Tribun Manado
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved