Minahasa Sulawesi Utara
Esok, Ribuan Warga Suku Minahasa Sulawesi Utara Bakal Padati Watu Pinawetengan
Besok akan ada ritual di Watu Pinawetengan yang masih terkait dengan tahun baru. Diperkirakan warga Suku Minahasa akan memadati objek bersejarah itu.
Penulis: Arthur_Rompis | Editor: Isvara Savitri
TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Ribuan orang diperkirakan bakal memadati Watu Pinawetengan, Minahasa, Sulawesi Utara, Selasa (3/1/2023).
Setiap tanggal 3 Januari, warga Minahasa akan melakukan ziarah di lokasi bersejarah Suku Minahasa tersebut.
Selain ziarah, sejumlah orang juga melakukan ritual.
Kegiatan ini sempat dilarang saat pandemi virus corona (COVID-19) lalu.
Dengan dihapuskannya pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM), dipastikan jumlah peziarah berlipat ganda.
"Ya, kami akan ke Watu Pinawetengan esok," kata Christian, seorang warga Manado.
Tribunmanado.co.id pernah melakukan reportase tradisi itu pada 2019 lalu.
Ribuan orang dari Minahasa dan sekitarnya tumpah di Watu Pinabetengan di Tompaso, Kabupaten Minahasa, Jumat (3/12/2019).
Mereka datang dengan berbagai maksud.
Ada yang berziarah, minta petunjuk leluhur, pengobatan, hingga aktivitas wisata.
Hujan deras yang turun sejak Jumat pagi, tidak menyurutkan semangat mereka.
Warga rela basah-basahan demi menanti giliran masuk ke lokasi Watu Pinawetengan.
Umumnya warga yang datang tergabung dalam ormas adat.
Namun banyak pula yang datang sendiri.
Berdasarkan pengamatan Tribunmanado.co.id, di lokasi ziarah, para peziarah duduk mengelilingi batu besar.
Sajian diatur di ujung batu, yang umumnya adalah telur.
Di ujung lainnya berdiri pakampetan atau seseorang yang dirasuki roh leluhur.
Aneka peralatan seperti panji, pedang serta tas ditaruh di atas batu.
Dalam kondisi trans, pakampetan akan menyampaikan petunjuk serta nasehat kepada warga.
Suara pakampetan berubah saat menyampaikan pesan.
Baca juga: Pemilihan DPD RI 2024 Sulawesi Utara, Abid Takalamingan Tantang Djafar Alkatiri Berebut Suara
Baca juga: Daftar Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama di Bulan Januari 2023
Menjadi sangat besar atau menyerupai nenek-nenek.
Seorang pakampetan menginjak tanah dan bumi terasa bergetar.
Sebuah perkumpulan ormas memeragakan aksi kebal sebelum masuk ke lokasi batu besar.
Gaya warga yang hendak masuk ke lokasi batu seragam.
Takzim dan menginjak bumi sebanyak tiga kali.
Diantara bau dupa dan tampang sangar sejumlah peziarah, persaudaraan tumbuh.
Para anggota ormas yang berbeda saling bercengkrama dengan begitu akrab.
"Pesan leluhur adalah saling baku bae, baku sayang dengan baku tolong," kata Roky Oroh, salah satu warga.
Seorang warga yang bernama Yudi mengaku datang untuk pengobatan.
"Saya datang untuk mengobati saudara saya," kata dia.

Pengobatan dilakukan dengan perantaran pakampetan.
Pakampetan memberikan petunjuk tentang cara pengobatan, umumnya dengan resep dedaunan dan akar-akaran.
Yudi juga mendengar nasehat tua-tua lewat pakampetan.
"Umumnya nasehat untuk berperilaku baik, baku baku bae, baku baku sayang, dan menghormati orang tua," kata dia.
Juru kunci Watu Pinawetengan, Ari Ratumbanuan, mengatakan sudah menjadi tradisi warga untuk berkunjung di Watu Pinawetengan setiap tanggal 3 Januari.
"Warga berkunjung dengan tujuan mengingat kembali akar budaya mereka," kata dia.
Filosofi kunjungan itu untuk memohonkan pertolongan Tuhan di tahun yang baru.
Dikatakan Ari, rombongan peziarah datang sesuai petunjuk masing-masing.
Upacara digelar sesuai petunjuk tersebut.
"Jadi beda-beda tiap kelompok," katanya.
Baca juga: 6 Tradisi Unik Merayakan Tahun Baru di Sulut: Dari Dumia Umbanua di Minut hingga Babaris di Talaud
Baca juga: Kecelakaan Maut Tadi Malam, Pengemudi Ojek Online Tewas, Motor Ojol Tabrakan dengan Mobil
Sebut dia, semua ormas di Minahasa ambil bagian dalam ritual.
Setiap ormas dapat giliran masing masing.
"Ini merepresentasikan keminahasaan yakni semangat untuk bersatu, dahulu di atas batu ini para leluhur kita
menyelesaikan masalah, bermusyawarah, dan membagi-bagi tanah," kata dia.(*)
Baca berita lainnya di: Google News.
Berita terbaru Tribun Manado: klik di sini.
Polisi Tangkap Seorang Pengedar Sabu di Minahasa Sulawesi Utara, Pelaku Sempat Melawan Petugas |
![]() |
---|
Proyek Pamsimas Wasian Minahasa Belum Maksimal, Pemdes akan Pakai Dana Desa untuk Operasional |
![]() |
---|
Proyek Pamsimas Rp 400 Juta Dibidik Kejari Minahasa, Kades Wasian Diperiksa |
![]() |
---|
Akhirnya Terungkap Kronologi Pembunuhan di Desa Temboan Minahasa, Pelaku Diancam Hukuman Mati |
![]() |
---|
Sosok Shefatia Taroreh, Pembawa Baki Upacara HUT ke-80 Kemerdekaan RI di Langowan Raya Minahasa |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.