WNI di Kamboja
Ini Alasan Mengapa Banyak Warga Sulawesi Utara Kerja Ilegal di Kamboja
Pengacara ke 33 WNI asal Sulut Marchelino Mewengkang dari Membara Law Firm menduga hal itu disebabkan perekrutnya orang Manado.
Penulis: Arthur_Rompis | Editor: Rizali Posumah
Manado, TRIBUNMANADO.CO.ID - Sebanyak 33 WNI Sulut berhasil meloloskan diri dari Kamboja setelah alami penyekapan di sana oleh sebuah perusahaan.
Ternyata masih ada 150 WNI asal Sulut lagi yang bertahan di Kamboja.
Podcast tribunmanado di studio tribunmanado Kamis (29/12/2022) mengungkap mengapa banyak orang Manado yang bekerja di Kamboja.
Pengacara ke 33 WNI asal Sulut Marchelino Mewengkang dari Membara Law Firm menduga hal itu disebabkan perekrutnya orang Manado.
"Mereka dibayar mahal oleh perusahaan hingga bungkam," katanya.
Dikatakan Marchelino, ada tiga orang Manado jadi perekrut warga Sulut ke Kamboja. Dua di Kamboja.
"Satu lagi ada di Manado," katanya.
Pengalaman di Kamboja dituturkan dua penyintasnya yakni Sisilia Lolong dan Jazzy Worotikan.
Sisilia menuturkan, ia tertarik ke Kamboja karena diajak saudara.
Tawarannya begitu menggiurkan. Ia tak kuasa menolak.
"Kami katanya bekerja di perusahaan manufacturing emas, kerjanya hanya terima telepon, gaji 800 dolar per bulan saat baru training.
Bonus diberikan jika capai target dan jika tak capai tak mengganggu gaji. Yang ajak juga saudara dan temannya," katanya.
Dari Manado, Sisilia bersama rekan rekannya berangkat ke Batam. Disana mereka dijanjikan bertemu bos besar.
"Katanya akan dijamu, tapi yang kami ketemu sepertinya agen," katanya.
Di sana ia mulai curiga. Mereka disuruh mengelabui imigrasi.