RHK Kamis 8 Desember 2022
RENUNGAN HARIAN KELUARGA - Yesaya 7:15 Makan Dadih dan Madu
Dadih adalah sejenis makanan dari susu kerbau atau sapi yang difermentasi dan bersifat kental, yang menjadi konsumsi atau makanan bayi
Penulis: Aswin_Lumintang | Editor: Aswin_Lumintang
Yesaya 7:15
TRIBUNMANADO.CO.ID - Dadih adalah sejenis makanan dari susu kerbau atau sapi yang difermentasi dan bersifat kental, yang menjadi konsumsi atau makanan bayi hingga Batita (bayi tiga tahun).
Immanuel yang dijanjikan dan dinubuatkan oleh nabi Yesaya akan lahir sebagaimana layaknya manusia biasa. Dikandung dan dilahirkan. Kemudian ketika masih bayi, makan makanan bayi seperti makanan bayi lainnya, yakni dadih dan madu.
Jadi Immanuel atau Yesus Kristus yang adalah Tuhan dan menjadi Manusia, harus melewati proses kemanusiaan seperti manusia biasa lainnya. Demikian juga dalam hal makanan yang Dia konsumsi.

Meski tetap sebagai Tuhan, namun faktor 100 persen sebagai Manusia, tetap melekat dalam diri dan tubuh fisik Yesus. Jadi faktor kemanusiaan yang sejati tetap berlaku atas Kristus, Sang Immanuel. Selagi bayi, Dia makan dadih dan madu, nanti setelah dewasa baru Dia mengonsumsi makanan orang dewasa.
Meski sebagai Tuhan, Yesus tidak melompat proses atau menjadi "manusia cangkokan." Tiba-tiba besar atau tiba-tiba jadi dewasa. Dia tidak lahir langsung menjadi orang dewasa dan langsung melayani. Tapi semua proses kemanusiaan-Nya harus dilewati dan dijalani-Nya.
Tak terkecuali merasakan penderitaan perih, menderita, bergumul, sakit, lapar, haus dll. Dia memang dikandung dan dilahirkan. Tapi proses dikandung, terjadi secara ajaib. Yakni lewat perawan suci Maria. Itu sebagai salah satu tanda bahwa Yesus adalah Tuhan. Bukan hanya Manusia saja.
Dia makan dadih dan madu sampai Dia dianggap dewasa dan dapat menerima ataupun mengonsumsi makanan orang dewasa. Itulah proses dari Allah. Semua karena Allah memiliki rancangan yang luar biasa untuk bangsa Yehuda dan Israel bahkan seluruh umat manusia.
Baca juga: Renungan Harian Kristen, Roma 12:2 TB, Bertambat pada Tuhan
Demikian firman Tuhan hari ini.
"Ia akan makan dadih dan madu sampai ia tahu menolak yang jahat dan memilih yang baik," (ay 15)
Yesus adalah 100 persen Tuhan. Tapi dalam mengemban misi Allah di dunia, Dia rela menjadi Manusia biasa. Menjalani kehidupan kemanusiaan tanpa syarat. Semua harus dijalani, dipikul dan dilakukan-Nya dalam ketaatan kepada Allah Sang Pemberi dan Pemilik hidup.
Yesus tidak mentang-mentang, sombong dan merasa diri lebih dari manusia lain karena Dia Tuhan. Tidak. Sebab Dia sangat taat kepada yang mengutus-Nya, yakni Allah sendiri. Dia mengalami proses kemanusiaan dalam tradisi Yahudi ketika itu.
Proses di mana Dia harus makan dadih dan madu harus dia jalani hingga Dia mengerti tentang yang jahat dan menolaknya, serta tahu yang baik dan memilih untuk melakukannya dalam hidup-Nya.
Artinya bahwa Y3wus akan memakai, mengikuti dan menjalani setiap proses kemanusiaan tanpa kecuali. Sebab hal itu merupakan bagian dari pembentukan kepribadian kemanusiaan-Nya Yesus.
Ketika Sang Immanuel berproses dalam tahapan makan dadih dan madu itu artinya kemanusiaan-Nya adalah masih polos dan lugu, berarti harus hidup tulus, jujur, setia dan taat kepada Allah. Setelah semakin dewasa, kita sudah bisa membedakan antara kejahatan dan kelaliman dengan kebaikan dan kebenaran Allah.
Artinya, Allah akan tetap mengasihi dan memelihara orang yang hidup bersih, tulus dan polos dalam ketulusan-Nya. Tuhan mengasihi semua manusia yang hidup menuruti proses Tuhan. Yakni tetap setia dan taat kepada Tuhan meski harus melewati berbagai persoalan hidup, kerikil tajam dan berbagai tantangan dan pergumulan.