Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Memilih Damai

Hasil Survei Terkini: 3 Alasan Masyarakat Memilih Capres 2024, Populer di Media Sosial

Survei Litbang Kompas terbaru memotret alasan pemilih menentukan pemimpin nasional di Pemilu dan Pilpres 2024.

Tribunnews/Irwan Rismawan
Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Tengah 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Survei Litbang Kompas terkini menjelaskan alasan pemilih pemimpin di Pilpres 2024.

Salah satunya banyak pemilih muda yang menentukan pilihan berdasarkan kepopuleran di media sosial.

Sebagai contoh calon kandidat pemimpin yang populer di kalangan milenial yakni Ganjar Pranowo dan Ridwan Kamil.

Survei Litbang Kompas terbaru memotret alasan pemilih menentukan pemimpin nasional di Pemilu dan Pilpres 2024.

Baca juga: Gempa Terkini Malam Ini Kamis 8 Desember 2022, Baru Saja Guncang Jawa Barat, Info BMKG Magnitudonya

Baca juga: Hasil Survei Litbang Kompas: Erick Thohir, Sandiaga Uno, Ridwan Kamil Alternatif Kandidiat Pemimpin

Suasana talkshow Tribun Series 'Memilih, Damai!' yang berlangsung di Aula Soetandyo Wignjosoebroto Fisip Unair, Jumat (2/12/2022).
Suasana talkshow Tribun Series 'Memilih, Damai!' yang berlangsung di Aula Soetandyo Wignjosoebroto Fisip Unair, Jumat (2/12/2022). (habibur rohman/surya.co.id)

Berdasarkan hasil penelitian terbaru, ada tiga alasan utama pemilih menentukan pemimpin nasional.

Peneliti Litbang Kompas, Yohan Wahyu, menyebutkan ada tiga tokoh yang memiliki elektabilitas tinggi sebagai calon presiden.

Mereka adalah Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, dan Anies Baswedan.

Litbang Kompas memotret alasan pemilih menentukan masing-masing figur tersebut berbeda.

Prabowo misalnya, dipilih karena dianggap sebagai figur yang tegas.

"Pemilih Prabowo karena alasan figur ketegasan, kemudian Ganjar karena merakyat, dan Anies karena kinerjanya.

Masing-masing memiliki karakteristik berbeda di hadapan pemilih," kata Yohan saat menyampaikan penjelasan di talkshow bertema Memilih Damai: Yang Muda Yang Primordial?, Jumat (2/12/2022).

Digelar Tribunnews bekerja sama dengan Unair, diskusi ini membahas peluang munculnya isu primordial di Pemilu dan Pilpres 2024.

Selain Yohan Wahyu, diskusi ini juga menghadirkan Pengamat Ekonomi Politik, Fachry Ali, Dosen FISIP Unair, Airlangga Pribadi Kusman, dan Dosen Fakultas Ilmu Budaya Unair, Pradipto Niwandhono sebagai narasumber.

Berlangsung di Aula Soetandyo Kampus B Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga, acara ini dimoderatori Tri Mulyono (Penanggung Jawab/Wakil Pimpinan Redaksi Harian Surya) dan Paramitha Soemantri (presenter senior).

Disinggung soal alasan isu primordial, respoden survei Litbang Kompas ternyata tak memasukkan hal tersebut untuk menentukan pemilih.

Misalnya, alasan memilih karena identitas suku atau agama tertentu.

Pun di kalangan anak muda, tak ada alasan pemilih menentukan pemimpin nasional dengan mendasarkan kesamaan agama atau pun suku.

"Dalam survei, hampir tidak ada karena alasan suku," katanya.

Sebaliknya, pemilih muda banyak menentukan pilihan berdasarkan kepopuleran di media sosial.

"Selain Ganjar, yang muncul di benak kalangan milenial adalah Ridwan Kamil (Gubernur Jawa Barat),.

Keduanya memang aktif di medsos menurut mereka," katanya.

Sekalipun demikian, Yohan memprediksi isu primordial akan tetap muncul dalam pemilu, baik terkait hal agama, etnis, atau suku tertentu.

Walaupun demikian, hal ini tak akan efektif menarik pemilih.

"Isu primordial masih akan muncul, misalnya dengan alasan agama.

Namun, ini nggak akan efektif.

Berdasarkan survei, pemilih menentukan pemimpin jauh dari isu primordial," katanya.

Sebaliknya, hal ini justru akan memunculkan polarisasi antar masyarakat.

"Pasca pemilu 2019 hingg jelang pemilu 2024, isu polarisasi masih terus ada," katanya.

(Surya.co.id/Bobby)

Baca Berita Tribun Manado di sini

Artikel ini telah tayang di Surya.co.id

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved