Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Sitaro Sulawesi Utara

Pala Masih Menjadi Andalan Kepulauan Sitaro Sulawesi Utara, Jelang Natal Harga Naik

Pala dari Kepulauan Sitaro masih menjadi andalan Sulawesi Utara. Pemerintah tak hanya memperhatikan kuantitas, tapi juga kualitas.

Editor: Isvara Savitri
Tribunmanado.co.id/Christian Wayongkere
Buah pala yang dijemur oleh petani di Pulau Lembeh, Bitung, Sulawesi Utara, Senin (5/12/2022). 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro) sejak dulu terkenal dengan sumber daya alamnya seperti pala, cengkih, dan kelapa.

Di antara ketiganya, pala dan kelapa yang paling menjadi andalan.

Di sana pun paling banyak petani yang menanam pala dan kelapa.

Bahkan, jumlah pala dari Sitaro mencapai 60-70 persen dari yang diekspor Sulawesi Utara.

Tak tanggung-tanggung, jumlah produksi pala di Sitaro mencapai angka 3 ribu per tahun.

Jumlah tersebut diperoleh dari data Dinas Pangan dan Pertanian Sitaro.

Hal ini menunjukkan bahwa pala dari Sitaro sangat penting bagi pertumbuhan ekonomi Sulut.

Selain memperhatikan kuantitas, pemerintah juga memperhatikan kualitasnya.

"Memang jumlah produksi kita cukup besar. Paling tidak sejak 2019 lalu, itu (produksi) ada di angka tiga ribuan ton per tahunnya," kata Kepala Dinas Pangan dan Pertanian Sitaro, Richard Sasombo, Rabu (7/12/2022).

Terkini, lanjutnya, jumlah produksi tanaman Pala berdasarkan laporan terbaru ada di angka 3.147,06 ton per tahun 2021 lalu.

Baca juga: Profil Lea Secret Number, Bakal Manggung di Manado Pekan Depan, Ternyata Punya Karir Ini Sebelumnya

Baca juga: Resmi Berganti, Berikut Daftar Pejabat Baru di Polres Kotamobagu Sulawesi Utara

"Tentu dalam meningkatkan jumlah produksi tanaman perkebunan, kita perlu memperhatikan kualitas lahan yang ada. Makanya pemerintah daerah terus mengupayakan itu," terangnya.

Bicara luas lahan perkebunan Pala di Kabupaten Sitaro, saat ini tercatat telah mencapai 4.805,83 hektar.

Luasan ini terdiri atas lahan potensial serta tanaman belum menghasilkan, tanaman menghasilkan serta tanaman tidak menghasilkan atau rusak.

"Data ini merupakan hasil pencatatan sejak akhir tahun lalu. Nantinya kita kembali melakukan pendataan luas lahan untuk tahun 2022/2023," ujar Sasombo.

Menurut dia, upaya peningkatan produksi perkebunan Pala erat kaitannya dengan langkah pemerintah dalam memperpuas area lahan perkebunan.

Warga Siau, Kabupaten Kepulauan Sitaro, menjemur buah pala di pekarangan rumah, Senin (21/1/2019).
Warga Siau, Kabupaten Kepulauan Sitaro, menjemur buah pala di pekarangan rumah, Senin (21/1/2019). (Tribun Manado)

"Oleh karena itu pemerintah daerah terus berupaya mengembangkan dan meningkatkan produktifitas, kontinuitas pemenuhan permintaan dan kebutuhan pasar," terang Sasombo.

Adapun upaya-upaya yang dilakukan guna meningkatkan produktifitas Pala yakni dengan memperluas lahan produksi melalui pengutuhan kembali areal pertamanan Pala, peremajaan dan rehabilitasi tanaman Pala.

"Penyediaan sarana produksi dan alsintan serta perbaikan penanganan dan pengelolaan produk perkebunan Pala yang baik dengan memperhatikan aspek keamanan pangan," kuncinya.

Jelang Natal, Harga Pala di Sitaro Sulawesi Utara Naik jadi Rp 78 Ribu per Kilogram

Harga jual Pala di Kabupaten Siau Tagulandang Biaro (Sitaro) mengalami kenaikan jelang akhir tahun 2022 ini.

Baca juga: Keinginan Terakhir Lord Rangga Sebelum Meninggal Dunia, Belum Terwujud, Ternyata Ingin Bangun Ini

Baca juga: Bahasa Tonsea di Minut Sulawesi Utara Mulai Hilang, Beberapa Lansia Rencanakan Program Pelestarian

Komoditi andalan masyarakat Negeri 47 Pulau itu sebelumnya dibandrol dengan harga Rp 73 ribu sampai 75 ribu per kilogramnya, kini meningkat menjadi Rp 77 ribu hingga Rp 78 ribu per kilogramnya.

Kenaikan harga jual Pala ini pun disambut rasa syukur para petani yang mengusahakan tanaman Pala sebagai mata pencaharian mereka.

"Apalagi jelang hari Natal seperti saat ini, banyak kebutuhan yang harus dipenuhi. Makanya kami bersyukur harga Pala boleh naik," kata Bram Harmanses, salah satu Petani Pala asal Siau, Senin (5/12/2022).

Ia pun berharap, harga Pala saat ini akan tetap terjaga bahkan terus meningkat hingga waktu panen raya awal tahun 2022 mendatang.

"Bertepatan bulan Desember ini belum waktunya panen raya. Ada (panen) tapi dalam jumlah kecil," lanjutnya sembari menyebut kondisi cuaca akhir-akhir ini turut mempengaruhi kualitas panen.

Anak-anak membantu menjemur buah dan kulit buah pala hasil panen di Pulau Banda Besar, Kabupaten Maluku Tengah, Maluku, Kamis (13/6/2013). Pala menjadi komoditas andalan warga Kepulauan Banda hingga menarik bangsa-bangsa Eropa.
Anak-anak membantu menjemur buah dan kulit buah pala hasil panen di Pulau Banda Besar, Kabupaten Maluku Tengah, Maluku, Kamis (13/6/2013). Pala menjadi komoditas andalan warga Kepulauan Banda hingga menarik bangsa-bangsa Eropa. (KOMPAS/IWAN SETIYAWAN)

Selain kenaikan harga pada Pala A atau kualitas terbaik, hal serupa juga berlaku untuk Pala dengan jenis AT yang sebelumnya dijual dengan harga Rp 60 ribu kini naik menjadi Rp 62 ribu.

Sedangkan untuk bunga pala atau Fuli belum menunjukan pergerakan harga, dan masih dibandrol Rp 220 ribu hingga Rp 230 per kilogramnya.

Terpisah, salah satu pedagang pengumpul yang ada di Kelurahan Tarorane, Christian mengatakan kenaikan harga Pala terjadi sejak pertengahan November lalu.

"Sampai saat ini masih ada barang yang masuk meskipun tidak banyak. Kalau pun ada dalam jumlah banyak, berarti itu barang yang sudah disimpan jauh hari," ungkapnya.

Terkait waktu panen, Chtistian menyebut setiap daerah memiliki waktu-waktu berbeda dalam melakukan panen Pala atau tanaman perkebunan lainnya.

Baca juga: Apa Jadinya PDI Perjuangan Jika Tak Usung Ganjar Pranowo di Pilpres 2024? Ini Penjelasan IPO

Baca juga: Jawaban Prabowo Subianto Soal Ajakan Gabung Koalisi Perubahan, Pengamat Sebut Itu Mustahil

"Jadi memang barangnya (Pala) tetap ada yang masuk. Karena untuk panen di setiap tempat itu beda-beda waktunya," kuncinya.(*)

Artikel ini telah tayang di TribunManado.co.id dengan judul Per 2021, Luas Lahan Perkebunan Pala di Sitaro Capai 4.805,83 Hektar, Jumlah Produksi 3.147 Ton dan Jelang Natal, Harga Pala di Sitaro Sulawesi Utara Naik jadi Rp 78 Ribu per Kilogram.

Baca berita lainnya di: Google News.

Berita terbaru Tribun Manado: klik di sini.

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved