BI Prediksi Inflasi Sulawesi Utara 2022 di Angka 4,5 hingga 4,9 Persen

TRIBUNMANADO.CO.ID - Bank Indonesia (BI) memprediksi inflasi Sulawesi Utara tahun ini kisaran 4,5 hingga 4,9 persen.

"Sedangkan tahun 2023, sasaran inflasi di angka 3 plus minus 1 persen," kata Deputi Kepala Perwakilan Divisi Perumusan dan Implementasi Kekda BI Sulut, Fernando Butarbutar dalam Pertemuan Tahunan BI Sulawesi Utara di Ruang Tondano, kantor BI Sulawesi Utara, Rabu (30/11/2022).

Menurutnya, beberapa hal yang mempengaruhi tingkat inflasi di Sulawesi Utara relatif masih sama dengan tahun ini.

Di antaranya, harga rokok dan dampak kenaikan harga BBM. Selain itu, dampak dari kondisi geopolotik ekonomi global.

"Imported inflation, harga-harga pangan yang diimpor atau komoditas barang lainnya," katanya.

Terakhir, harga komoditas holtikultura. Khusus di Sulawesi Utara, holtikulturan memang selalu menjadi pemicu inflasi.

"Karena itu, kita perlu memperkuat koordinasi kebijakan dengan pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan mitra strategis dalam TPIP dan TPID melalui peningkatan nilai tambah Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan," katanya.

Pemprov Sulawesi Utara Pakai Strategi Pasar Murah Tekan Inflasi, Setahun Dihelat 60 Kali

Pemprov Sulawesi Utara (Sulut) memakai strategi Pasar Murah untuk menekan inflasi.

Pasar Murah sudah menjadi program rutin Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sulut.

Kepala Disperindag Sulut, Daniel Mewengkang mengatakan, Program Pasar Murah ini sudah berlangsung dalam setahun berjalan ini.

Di Pasar Murah disiapkan bahan kebutuhan pokok dijual di bawah Harga Pasar.

"Setahun ini sekitar 60 kali kita buat pasar murah," kata dia kepada tribunmanado.co.id, Kamis (24/11/2022)

Program ini ditopang anggaran sekitar Rp 1,2 Miliar, namun itu merupakan anggaran subsidi.