Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Politisi Sulawesi Utara

Benny Rhamdani Politisi Sulut, Pernah Kader PDIP, Kini Viral soal Perbincangan dengan Jokowi

Siapa Benny Rhamdani? Politisi yang terakhir berbaju Partai Hanura ini sesungguhnya besar dari PDIP Sulawesi Utara.

Editor: Aswin_Lumintang
Tribun Manado/Fernando Lumowa
Kepala BP2MI Benny Rhamdani 

TRIBUNMANADO.CO.ID, JAKARTA - Siapa Benny Rhamdani? Politisi yang terakhir berbaju Partai Hanura ini sesungguhnya besar dari PDI Perjuangan Sulawesi Utara.

Brani sapaan akrabnya sejak menjadi mahasiswa Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Manado merupakan aktivis yang lantang memperjuangkan hak-hak wong cilik.

Benny kemudian bergabung dengan aktivis 98 ikut 'melengserkan' Soeharto dan kekuatan orde baru.

Di awal tahun 2000-an, Benny Rhamdani diajak Ketua DPD PDI Perjuangan Sulut saat itu, Freddy Harry Sualang untuk bergabung dengan PDIP.

Benny kemudian maju sebagai calon anggota DPRD Sulut mewakili daerah pemilihan (dapil) Bolaang Mongondow dan sukses melenggang menjadi wakil rakyat.

Kepala Badan Kesbangpol Sulut Ferry Sangian dan Benny Rhamdani Ketua Umum Barikade 98.
Kepala Badan Kesbangpol Sulut Ferry Sangian dan Benny Rhamdani Ketua Umum Barikade 98. (tribunmanado.co.id/Ryo Noor)

Setelah beberapa periode menjadi anggota DPRD Sulut, Benny maju ke level nasional menjadi anggota DPD RI mewakili Sulut dan terpilih.

Terakhir Benny bergabung dengan Partai Hanura dan ikut memenangkan Jokowi di Pemilihan Presiden (Pilpres).

Kemudian dipercayakan menjadi Kepala Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia atau BP2MI.

Kepala Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia Benny Rhamdani menjelaskan soal video viral dirinya yang berbicara dengan Presiden Joko Widodo hingga meminta izin untuk turun bertempur.

Menurut Benny, narasi dalam video tersebut tidak tersampaikan secara utuh.

Benny sebagai relawan Jokowi pada Pilpres 2019 lalu ingin menyampaikan pandangan dan harapan para relawan di seluruh Indonesia.

Baca juga: UPDATE Klasemen Piala Dunia 2022: Brasil Masih Sempurna, Uruguay dan Jerman Hadapi Laga Hidup Mati

"Jadi itu bukan acara tertutup tapi saya yakin video itu adalah video yang tidak utuh. Kalau utuh kan seharusnya keseluruhan dong, dari mulai pertama sampai selesai kurang lebih 40 menit, harusnya dimuat secara utuh dan yang menyampaikan aspirasi, pandangan masalah, saran, usul kepada presiden kan tidak  hanya saya," kata Benny di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (28/11/2022).

Benny Ramdhani menambahkan ada ekspektasi rakyat baik yang dulunya mendukung Jokowi maupun pendukung Prabowo, terlebih ketika Prabowo dan Sandiaga bergabung ke dalam kabinet Jokowi-Ma'ruf.

Namun, Benny Ramdhani melihat ketika rivalitas tersebut berakhir, ternyata masih ada hal-hal yang dicari oleh pihak-pihak yang berseberangan dengan pemerintah.

Namun, dikatakan Benny Ramdhani , mereka tak melayangkan kritik dan pandangan mereka, tetapi lebih kepada mendelegitimasi pemerintahan

"Lihat cara-cara yang mereka lakukan selama ini upaya untuk mendelegitimasi menjatuhkan pemerintahan, selalu dengan pola yang sama: penyebaran kebencian, fitnah, adu domba antarsuku dan agama, berita-berita hoaks bahkan penghinaan dan pencemaran terhadap simbol-simbol negara, presiden, ibu negara terakhir," kata Benny.

Menurutnya, hal ini seperti ini terus berulang dan menjadi mesin yang mematikan dan terus diproduksi, yang menurutnya bersumber pada dendam politik yang diformalinkan pasca-Pilpres 2019.

 "Jadi istilah formalin itu ya karena diformalin jadi awet padahal ekspektasi publik rakyat termasuk kami, dengan bergabungnya Prabowo dan Sandi udah selesai tentang rivalitas, kontestasi demokrasi pilpres, bangun bangsa ini bersama-sama baik pendukung jokowi maupun bukan," kata dia.

Karena dasar itulah, dirinya menilai perlu disampaikan kepada Presiden Jokowi bagaimana pandangan para relawan.

"Masa rakyat Indonesia mayoritas tidak boleh marah? Pasti marahlah. Mereka akan lebih berpikir tentang eksistensi dan keutuhan bangsa mereka dan kami pasti berpikir tentang perjalanan bangsa," kata dia

"Pak Jokowi bisa berakhir 2024, tapi bangsa ini harus terus berjalan siapapun pemimpinnya nanti. Cara pandang kami kan masa depan, visioner," tandasnya.

Sebelumnya, Kepala Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) yang juga merupakan relawan Jokowi, Benny Ramdhani mengaku pihaknya siap tempur melawan pihak-pihak yang dianggap menjadi lawan dari Presiden Jokowi.

Pernyataan tersebut tersebar luas di media sosial. Diduga video itu diambil di sela-sela Nusantara Bersatu, sebuah acara yang diinisiasi para relawan dan dihadiri Jokowi di Gelora Bung Karno, Sabtu (26/11/2022) lalu.

Benny mengatakan kepada Jokowi masih banyak serangan terhadap sang presiden beserta kelompok yang pro terhadap Jokowi.

"Kita ini pemenang Pilpres, kita ini besar, tapi serangan lawan ini masih terus," kata Benny di hadapan Jokowi dikutip Senin (28/11/2022)

Benny pun menyarankan kepada Jokowi untuk melakukan amplifikasi program-program keberhasilan Jokowi sebagai bentuk meredam perlawanan.

Benny sekaligus menceritakan kepada Jokowi bagaimana suasana diri para relawan yang tidak segan melawan balik pihak yang menyerang Jokowi.

"Kedua, kita gemes pak ingin melawan mereka. Kalau mau tempur lapangan, kita lebih banyak. Kalau bapak nggak mengizinkan kita tempur di lapangan melawan mereka maka penegakan hukum yang harus..," kata Benny.

Jokowi pun merespons dengan bertanya contoh yang dimaksud.

"Misalnya setiap mereka yang selama ini mencemarkan nama baik, menyerang pemerintah, adu domba, hasut, penyebaran kebencian, semua bisa dijerat dengan hukum. Nah penegakan hukum ini yang harus dilakukan," ujar Benny.

Menurut Benny, jika penegakan hukum tidak berjalan, bukan tidak mungkin pihaknya kehabisan kesabaran dan melakukan perlawanan di lapangan.

"Karena ketika tidak, kami hilang kesabaran ya sudah kita yang melawan mereka di lapangan, misalnya," kata Benny.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Benny Rhamdani Jelaskan soal Viral Minta Izin Tempur ke Jokowi: Video Itu Tidak Utuh.

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved