Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Gempa Cianjur

Fakta Rumah Panggung Berdinding Anyaman Bambu yang Berdiri Kokoh Meski Dilanda Gempa Cianjur

Simak fakta terkait rumah panggung berdinding anyaman bambu meski dilanda gempa Cianjur.

Editor: Tirza Ponto
TribunnewsBogor.com/Muamarrudin Irfani
Fakta Rumah Panggung Berdinding Anyaman Bambu yang Berdiri Kokoh Meski Dilanda Gempa Cianjur 

"Ya ada mungkin dari tahun 80-an atau sekitar 90-an lah gak ditempatin.

Sekarang-sekarang saya jarang melihatnya lagi," ungkapnya.

Yanto mengungkapkan, bangunan yang berada di atas perbukitan ini awalnya merupakan lahan kosong.

Lahan kosong itu memang merupakan daerah resapan air di kawasan ini, yang juga banyak ditumbuhi oleh pepohonan rindang.

Namun GS yang saat itu dikenal sebagai juragan keramik, membeli lahan yang luasnya sekitar 3 haktare.

"Lahan kosong terus dibeli sama GS, baru dibangun dan dikelola beberapa bangunan," ungkapnya.

Meski membangun rumah di lahan tersebut, menurut dia, GS tidak tinggal di sana.

GS menjadikan bangunan itu sebagai rumah singgah yang ia kunjungi setiap satu minggu sekali.

"Gak tahu sudah berapa lama beli itu.

Dulu kudanya juga banyak, seperti rodanya ada.

Dulu ada kuda ketika sering ke sini.

Ada seminggu sekali ya kalau ke sini," tambahnya.

Namun menurut pemilik warung lainnya, Ahman, ada kejadian misterius yang membuat GS tidak kembali mengunjungi bangunannya itu.

GS pun akhirnya meminta bantuan warga Cibereum untuk mengelola lahan miliknya itu.

Salah satu kejadian misterius yang membuat GS kapok, kata Ahman, yakni saat dirinya dikalungi senjata tajam.

"Kalau cerita mah banyak. Katanya ada tiga kali orang yang ngalungin golok ke GS.

Mungkin itu yang buat GS gak sering ke sini lagi," kata Ahman.

Namun, alih-alih dipercaya untuk menjaga bangunannya, GS justru dikhianti dengan penjaga yang menjual beberapa pohon di area tersebut.

"Dulu banyak banget pohon duriannya.

Tapi, ya itu sisa satu terus lama-lama habis.

Itu sih dijualin rame ceritanya. Gak tahu kenapa," tambahnya.

Ia juga menuturkan, seiring berjalannya waktu GS kini memilih menetap bersama keluarganya di Kota Bandung.

Saat ini, diakui Ahman, rumah singgah ini hanya dikunjungi oleh ahli waris dari GS.

"Mungkin sudah usia juga ya.

Jadi GS milih diam di Kota Bandung sama anaknya.

Kalau sekarang ahli warisnya atau siapanya memang sering ke sini," tandasnya. (Tribun Bogor)

Artikel ini telah tayang di TribunNewsmaker.com 

Ikuti beragam berita menarik dan update lainnya dari Tribun Manado di GOOGLE NEWS

Sumber: TribunNewsmaker
Halaman 4 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved