Gempa Bumi
Catatan Sejarah Gempa Cianjur Sejak Tahun 1844, Disebut Kawasan yang Permanen Menjadi Rawan Gempa
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Daryono menyebutkan, Kabupaten Cianjur.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Diketahui gempa bumi di Indonesia menjadi sorotan.
Hal tersebut usai gempa bumi mengguncang wilayah Cianjur, Jawa Barat.
Gempa yang melanda wilayah Jabar ini menyebabkan kerusakan.
Bahkan korban jiwa capai ratusan orang.
Sebelumnya diketahui gempa ini berkekuatan magnitudo 5,6.
Pusat gempanya berada di darat.
Gempa ini termasuk jenis dangkal akibat dari aktivitas sesar.
Terkait hal tersebut berikut ini catatan sejarah gempa bumi di wilayah Cianjur, Jawa Barat.
Baca juga: Pemilik Hotel Marriot Likupang Minut Sulawesi Utara Berikan CSR Sembako, Obat hingga Makanan Balita
Baca juga: Gelar Simposium Maleo, Dispar Bolsel Sulawesi Utara Kolaborasi dengan WCS-IP, hingga BRIN
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Daryono menyebutkan, Kabupaten Cianjur dan sekitarnya kerap diguncang gempa sejak dahulu.
Sebab, kawasan tersebut dilalui sesar Cimandiri yang aktivitasnya memicu terjadinya gempa.
"Getaran gempa yang ada di beberapa kawasan ini ternyata memang terdapat sesar aktif yang cukup potensial dan itu bisa memicu terjadinya gempa signifikan seperti kemarin," kata Daryono dalam tayangan Kompas TV, Selasa (22/11/2022).
Melansir geologi.co.id, sesar Cimandiri merupakan sesar atau patahan geser aktif sepanjang kurang lebih 100 kilometer. Sesar ini memanjang dari muara Sungai Cimandiri di Pelabuhan Ratu, Kabupaten Sukabumi, lalu mengarah ke timur laut melewati Kabupaten Cianjur, Kabupaten Bandung Barat, dan Kabupaten Subang.
Daryono mengatakan, gempa bumi di Kabupaten Cianjur dan sekitarnya yang dampaknya sangat merusak terjadi pada tahun 1844. Kemudian pada 1879, 1910, dan 1912.
Lalu, sejak penggunaan seismograf, tercatat ada beberapa gempa merusak lainnya di Kabupaten Cianjur dan Sukabumi yakni:
- 2 November 1969: gempa bermagnitudo 5,4 menimbulkan banyak korban dan kerusakan;
- 26 November 1973: menimbulkan kerusakan;
- 10 Februari 1982: gempa bermagnitudo 5,5 dengan 7 korban luka dan banyak rumah rusak;
- 12 Juli 2000: gempa bermagnitudo 5,4 mengakibatkan 1900 rumah rusak;
- 12 Juni 2011: mengakibatkan 136 rumah rusak;
- 4 Juni 2012: mengakibatkan 104 rumah rusak;
- 8 September 2012: mengakibatkan 560 rumah rusak;
- 11 Maret 2020: mengakibatkan 760 rumah rusak;
- 21 November 2022: gempa bermagnitudo 5,6 mengakibatkan ratusan korban dan ribuan rumah rusak.
"Rata-rata gempa yang terjadi di zona ini tidak ada yang melebihi 6,0 semuanya bermagnitudo 5 koma," ujar Daryono.
Daryono mengatakan, skala gempa yang mengguncang Cianjur pada Senin kemarin sebenarnya tidak terlalu besar.
Namun, gempa bermagnitudo 5,6 itu menimbulkan kerusakan signifikan karena berjenis tektonik kerak dangkal atau shallow crustal earthquake.
"Karakteristik shallow crustal earthquake sangat dangkal. Jadi memang energinya itu dari pusat yang dipancarkan, yang diradiasikan ke permukaan tanah itu masih kuat," terangnya
Selain itu, kata Daryono, struktur bangunan di wilayah terdampak tidak memenuhi standar tahan gempa. Banyak sekali rumah yang dibangun tanpa mengindahkan struktur aman gempa karena menggunakan besi tulangan atau semen standar.
Lokasi permukiman penduduk yang berada di daerah tanah lunak juga menyebabkan resonansi gelombang yang akhirnya mengamplifikasi atau memperbesar dampak getaran gempa.
Belum lagi, di daerah perbukitan atau lereng, rumah-rumah penduduk mengalami kerusakan parah lantaran topografi wilayah tidak stabil.
Dengan berbagai catatan tersebut, menurut Daryono, seharusnya dilakukan upaya-upaya mitigasi untuk mengantisipasi bahaya gempa di kawasan Cianjur dan sekitarnya.
"Kalau kita lihat fakta tektonik, fakta sumber gempanya, kegempaannya, sejarahnya, kawasan ini memang kawasan yang permanen menjadi kawasan rawan gempa, sehingga kita harus memiliki upaya mitigasi konkret terkait dengan bahaya gempa ini," kata dia.
Seperti diketahui, gempa bermagnitudo 5,6 mengguncang Kabupaten Cianjur, Jawa Barat pada Senin (21/11/2022) pukul 13.21 WIB. Gempa itu dirasakan di sejumlah provinsi di Jawa Barat, Banten, juga DKI Jakarta.
Menurut catatan BMKG, hingga Selasa (22/11/2022) pukul 07.30 WIB, telah terjadi 122 gempa susulan dengan magnitudo terbesar 4,2 dan terkecil magnitudo 1,5.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan, hingga Senin malam, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mencatat ada 162 korban meninggal dunia akibat gempa. Mayoritas merupakan anak-anak.
Selain itu, 2.345 unit rumah dilaporkan rusak dengan skala kerusakan 60-100.
Telah tayang di Kompas.com