Daftar Barang Bukti Ditemukan Polisi Terkait Kasus Satu Keluarga Tewas di Kalideres, Masih Diperiksa
Menurut Avril, dua orang yang meninggal pertama, kemungkinan adalah orangtua keluarga tersebut, Rudiyanto dan Margareth.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Polisi masih melakukan penyelidikan terhadap kasus kematian empat orang satu keluarga di Kalideres.
Mereka awalnya diduga meninggal dunia lantaran kelaparan.
Namun sejumlah fakta di lokasi tak menudung dugaan tersebut.
Baca juga: Kesaksian Tetangga Satu Keluarga Tewas di Kalideres, Lihat Rudyanto Berjalan Kaki Terbungkus Kresek
Buku dan kalender China mengundang pertanyan publik terkait sekte atau kepercayaan yang dianutnya. Namun ditepis oleh Kepala Unit (Kanit) Kriminal Umum Polres Metro Jakarta Barat AKP Avrilendy. (kolase Tribun Jakarta dan Youtube)
Sebab mereka adalah keluarga berada, seperti keterangan tetangga dan saudara mereka.
Terbaru beredar kabar mereka menjalani sebuah sekte.
Ada satu bukti penemuan di lokasi kejadian, namun hal tersebut buru-buru dibantah oleh polisi.
Sudah dilakukan pemeriksaan terhadap jenasah utuk mengetahui sebab tewasnya empat orang tersebut.
Baca juga: Fakta Baru Penemuan Mayat Satu Keluarga di Kalideres, Temuan Korban Pertama yang Meninggal
Kasus tewasnya satu keluarga di Perumahan Citra Garden Extension Blok AC5 Nomor 7, Kecamatan Kalideres, Jakarta Barat mengundang pertanyaan publik.
Mereka menduga keluarga yang tewas tersebut menganut sekte atau kepercayaan tertentu.
Penemuan buku dan kalender China yang mengundang pertanyaan publik terkait sekte yang dianut.
Namun, hal itu langsung ditampik Kepala Unit (Kanit) Kriminal Umum Polres Metro Jakarta Barat AKP Avrilendy.
"Eggak ada sekte- sekte. Buku-buku ada, tapi nggak ada sekte. Masih dipelajari, ini buku biasa," ujar Avril.
Baca juga: Fakta Satu Keluarga di Kalideres Tewas, Diduga Ada Unsur Kesengajaan, Ini Hasil Pemeriksaan Lambung
Selain buku, kata Avril, pihaknya juga mengecek dan mempelajari temuan barang-barang yang ada di sekitar rumah tersebut.
Termasuk, penemuan bedak bayi di kamar dan kapur barus.
"Kalau kapur barus, ada beberapa. Ya, itu kan biasa, kayak di lemari rumah, dikasih kamper, ada temuan itu memang. Tapi kami masih pelajari," lanjutnya.
Avril juga menyampaikan, beberapa temuan barang masih dilakukan pengecekan di laboratorium, dan hasilnya belum keluar.
Lebih lanjut, beberapa benda lain seperti struk atau bon hutang, ponsel korban, serta temuan lilin, belum terbukti memiliki kolerasi terhadap penyebab kematian korban.
"Ada temuan lilin, tapi ya sudah dipakai, saya lupa jumlahnya. Biasalah itu kan untuk antisipasi mati lampu," jelas Avril.
Sementara terkait struk, bon, dan surat wasiat, Avril mengaku, pihaknya tidak menemukan hal tersebut saat olah TKP.
"Belum ada yang kami temukan seperti itu (struk dan surat wasiat), belum ada," ucapnya.
Avril menjelaskan, temuan barang-barang saat olah TKP akan dikumpulkan, didata, serta dipilah, mana saja yang berhubungan dengan kasus ini.
Namun, Avril mengakui waktu kematian dari empat jenazah itu berbeda.
"Kalau kami lihat sepintas sih memang sudah kelihatan kondisinya berbeda, ada dua orang yang mengering. Kan artinya sudah lama, sedangkan yang dua masih proses pembusukan," ucapnya.
"Kemarin Kasat Reskrim juga sudah sampaikan berdasarkan hasil forensik, bahwa yang dua orang mungkin sekitar dua sampai tiga minggu, yang satu di atas tiga minggu," lanjutnya.
Menurut Avril, dua orang yang meninggal pertama, kemungkinan adalah orangtua keluarga tersebut, Rudiyanto dan Margareth.
Namun, kata Avril, pihaknya belum bisa memastikan apakah benar sang anak dan ipar membiarkan begitu saja, serta tidak meminta bantuan ke tetangga sekitar saat kedua orangtuanya meninggal.
"Kami belum bisa pastikan, membiarkan atau tidak. Karena kan mungkin dia posisinya sudah enggak berdaya atau gimana kan enggak tahu," kata Avril.
Meski begitu, pihaknya kini telah menyerahkan sampel lambung, hati, dan organ tubuh lainnya untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut di Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Polri.
Selain itu, kata Avril, pendalaman terhadap keempat korban akan terus dilakukan dengan memeriksa orang terdekat, tetangga, dan keluarganya.
"Puslabfor Polri kemarin kami sudah kasih sampel lambung, hati dan organ tubuh lainnya. Kami masih tunggu itu untuk menyebab kematian," ujar Avril.
Artikel ini telah tayang di TribunnewsBogor.com