RENUNGAN MALAM
RENUNGAN MALAM - (Galatia 6:2) Saling Menolong
Kita harus saling menanggung beban. Arti dari ayat ini adalah kita harus menolong saudara-saudara kita menanggung beban hidup yang berat
Penulis: Aswin_Lumintang | Editor: Aswin_Lumintang
“Bertolong-tolonglah menanggung bebanmu...! Demikianlah kamu memenuhi Hukum Kristus.” (Galatia 6:2)
TRIBUNMANADO.CO.ID - Kita harus saling menanggung beban. Arti dari ayat ini adalah kita harus menolong saudara-saudara kita menanggung beban hidup yang berat, seperti kehilangan orang yang dikasihi, keadaan tertekan, diagnosa penyakit. Semua ini adalah berbagai macam kesulitan yang mengancam dan menghancurkan kita, sama dengan beban salib yang dipikul Yesus ke Golgota (Yoh. 19:17)
Sama seperti Simon dari Kirene yang memikul kayu salib Yesus (Mrk. 15:21), kita harus melangkah ke dalam hidup teman-teman kita untuk menangung beban bersama, bahkan jika itu berarti kita memikul beban mereka untuk sementara. Martin Luther menunjuk ini sebagai hukum kasih; sebagai komunitas orang percaya, kita harus bekerja sama menghadapi banyak tantangan kehidupan (Gal. 6:2).

Tindakan kasih dan dukungan kita satu sama lain memenuhi “hukum Kristus”. Kita lebih baik bersama sehingga dapat saling menolong satu sama lain menghadapi kesulitan di dalam rumah, pekerjaan, perkawinan, dan dengan kesehatan kita.
Kita membangun kehidupan kita di atas janji Bapa yang tidak akan pernah meninggalkan atau membiarkan kita (Ul. 31:6) dan kita memenuhi janji yang sama terhadap keluarga-keluarga dan teman-teman kita.
Di sini ada beberapa prinsip mendasar dalam menghadapi kesulitan secara bersama-sama:
• Buka hati kita kepada Tuhan. Kita merasakan berbagai macam emosi ketika menghadapi krisis, ketakutan, kemarahan, kekhawatiran, depresi, kebencian, keputusasaan. Kelompok kecil kita dapat menjadi satu tempat yang menguatkan ketika kita mencurahkan isi hati kepada Tuhan (Mzm. 62:8) dan sesame. “Tuhan itu dekat kepada orang-orang yang patah hati, dan Ia menyelamatkan orang-orang yang remuk jiwanya” (Mzm. 34:18). Yesus mengatakan “Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur” (Mat. 5:4).
• Menolong orang lain di saat berduka. Jangan biarkan anggota kelompok kecil kita menyendiri pada saat mereka mengalami kesulitan. Tawarkan bantuan, dorongan dan kehadiran kita (Ams. 18:24).
Baca juga: BACAAN ALKITAB - Keluaran 20:7 Hormati dan Agungkan Nama Tuhan
Baca juga: BACAAN ALKITAB Keluaran 20:1-17 Firman Tuhan, Pedoman Kehidupan
• Bersyukurlah bersama. Saling mendorong satu sama lain agar bebas dari kepahitan (Ibr. 12:15), mengingatkan untuk bersyukur dan fokuskan pada apa yang masih ada – bukan apa yang telah hilang.
• Fokus pada nilai sejati. Kesulitan sering membantu kita untuk memperjelas nilai-nilai kita – mengungkapkan apa yang menjadi masalah sebenarnya. Yesus mengatakan “Hidupnya tidaklah tergantung dari pada kekayaannya itu” (Luk. 12:15b).
• Bersandar pada Yesus. Biarkan Kristus membawa ketenangan dalam keadaan krisis. Tuhan selalu memperhatikan anak-Nya, membantu kita untuk menghadapi keadaan yang buruk (Mzm. 112:6-7).
• Dengarkan petunjuk Tuhan. “Sebab Aku ini mengetahui rancanganrancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman Tuhan, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan” (Yer. 29:11).
• Percaya pada kuasa Tuhan. “Allah itu bagi kita tempat perlindungan dan kekuatan, sebagai penolong dalam kesesakan sangat terbukti” (Mzm. 46:2).
Tidak dapat dielakkan, bermacam-macam anggota dalam kelompok kecil kita akan menghadapi suatu krisis.
Dan pada saat mereka menghadapinya, kita harus melihat kalau krisis itu sebagai krisis kita juga, menawarkan dukungan yang nyata serta dorongan yang konsisten. Suatu hari, kita mungkin membutuhkan bantuan yang sama untuk melewati masa-masa sulit.
Bekerja sama, kita dapat dengan percaya diri mengatakan “Beban yang ditanggungkan atas kami adalah begitu besar dan begitu berat, sehingga kami telah putus asa juga akan hidup kami. bahkan kami merasa, seolah-olah kami telah dijatuhi hukuman mati. Tetapi hal itu terjadi, supaya kami jangan menaruh kepercayaan pada diri kami sendiri, tetapi hanya kepada Allah yang membangkitkan orang-orang mati.