Sitaro Sulawesi Utara
BPBD Sitaro Sulawesi Utara Genjot Pembentukan Desa Tangguh Bencana
Pihak BPBD Kabupaten Sitaro Provinsi Sulawesi Utara Genjot Pembentukan Desa Tangguh Bencana.
Penulis: Octavian Hermanses | Editor: Rizali Posumah
Manado, TRIBUNMANADO.CO.ID - Desa Tangguh Bencana ( Destana ) adalah desa yang memiliki kemampuan untuk mengenali ancaman bencana alam di setiap wilayah.
Selain itu Destana meruapakan desa yang mampu mengorganisir sumber daya masyarakat guna mengurangi kerentanan sekaligus meningkatkan kapasitas demi mengurangi risiko bencana.
Hal inilah menjadi salah satu program utama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Siau Tagulandang Biaro ( Sitaro ), Sulawesi Utara, selang beberapa tahun terakhir ini.
Tercatat, sebanyak 24 Desa yang ada di Kabupaten Sitaro telah masuk dalam kategori Destana.
Setelah sebelumnya melalui serangkaian tahapan pembentukan oleh pemerintah daerah.
Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Sitaro, Joickson Sagune mengatakan, Destana merupakan Desa yang memiliki kemampuan mandiri untuk beradaptasi dan menghadapi bencana bencana.
"Ada beberapa langkah yang dilakukan untuk membentuk destana.
Mulai dari pengakjian risiko di desa atau kelurahan, perencanaan kontijensi, pembentukan forum resiko pengurangan bencana, peningkatan kapasitas aparat dan warga hingga pendampingan dan evaluasi," terang Joickson Sagune, Senin (7/11/2022).
Sejauh ini, lanjut Joickson Sagune, pihaknya telah membentuk 24 Destana.
Termasuk Desa Birakiama Kecamatan Tagulandang Selatan yang dilangsungkan pertengahan pekan lalu.
Kesempatan itu, BPBD Sitaro melibatkan berbagai komponen di wilayah.
Baik di internal pemerintah kampung, TNI dan Polri, Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat serta warga setempat.
"Tentu dengan memperkuat kapasitas pihak-pihak yang terlibat dalam upaya pembentukan desa tangguh bencana di maksud," kata Joickson Sagune.
Dengan begitu, sambung Joickson Sagune, masyarakat akan menjadi paham.
"Bagaimana penanganan dan seperti apa pertolongan pertama yang harus diberikan dalam meminimalisir dampak resiko bencana," terang Joickson Sagune.