Brigadir J Tewas
Isi Doa Bharada E Usai Diperintah Ferdy Sambo Tembak Brigadir J, 'Tuhan Ketuk Hatinya Bapak'
Terungkap isi doa Bharada E usai diperintah Ferdy Sambo menembak Brigadir J.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Bharada E, salah satu terdakwa dalam kasus pembunuhan Brigadir J telah mengaku bersalah dan meminta maaf beberapa kali pada keluarga Brigadir J.
Bharada E berjanji dihadapan keluarga Brigadir J akan mengungkap kasus pembunuhan Brigadir J secara terang.
Bharada E diketahui tetap pada pengakuannya yang mengaku bahwa ia menembak Brigadir J atas perintah Ferdy Sambo.
Baca juga: Ini Pesan Rosti Simanjuntak Pada Bharada E Saat Bersimpuh di Kakinya

Melalui pengacara Bharada E, yaitu Ronny Tapalessy membeberkan hal yang dilakukan kliennya usai menerima perintah menembak Brigadir J dari Ferdy Sambo.
Bharada E ternyata sempat berdoa sebanyak dua kali setelah disuruh Ferdy Sambo menembak Brigadir J pada Jumat 8 Juli 2022 lalu.
Doa pertama yang Bharada E panjatkan adalah ketika dirinya berada di rumah Saguling dan doa kedua ia lakukan ketika tiba di rumah Duren Tiga yaitu tempat pembunuhan Brigadir J.
Menurut Ronny Talapessy, dalam doanya sang ajudan bukan meminta agar dikuatkan untuk melaksanakan perintah Ferdy Sambo.
Justru kala itu Richard Eliezer sedang dalam kondisi yang ketakutan karena diminta menembak dan membunuh.
"Ada rasa takut. Dia tidak berani membantah, tidak berani menolak," ungkap Ronny Talampessy dikutip dari tayangan Back to BDM channel youtube Harian Kompas, Minggu (23/10/2022).
Sehingga, ucapnya, Bharada Richard Eliezer berdoa, yang isinya memohon kepada Tuhan supaya hati Ferdy Sambo yang sedang emosi itu diketuk oleh Tuhan.
"Dia sampaikan 'Tuhan kalau bisa ini jangan terjadi, tolong ketuk hatinya bapak' dia berdoa agar Ferdy Sambo bisa segera berubah pikiran," ungkapnya.
Ronny memastikan saat itu Bharada E mendapat perintah menembak Brigadir J, bukan menghajar seperti yang dikatakan pengacara Ferdy Sambo.
Dia mengatakan perintah tersebut cukup tegas kepada Bharada E, sebagaimana yang juga sudah dimuat dalam BAP Richard Eliezer, Ricky Rizal, dan Ferdy Sambo.
"Setahu saya dalam BAP awal Ferdy Sambo juga disebutkan tembak. Nggak tahu kalau dia mengubah BAP," kata Ronny.
"Nanti detailnya kita sampaikan di persidangan," tambah dia.
Baca juga: Sekitar 100 Polisi Diperiksa Buntut Kasus Brigadir J, Ferdy Sambo Siap Bertanggung Jawab

Dia menyebut sangat tidak mengetahui mengapa belakangan ini justru berubah jadi hajar.
Andai saat itu perintahnya hajar, jelasnya, maka tidak mungkin Ferdy Sambo akan membiarkan begitu saja ketika Bharada E menembak berkali-kali.
Dia mengatakan sudah pasti Bharada E langsung diminta untuk ditangkap bila salah menerjemahkan perintah.
Dijelaskannya, sesuai dengan keterangan Bharada E, saat itu penembakan juga turut dilakukan Ferdy Sambo.
Setelah ditembak Bharada E, kondisi Brigadir Yosua saat itu jatuh tersungkur di lantai, mengerang kesakitan.
Ferdy Sambo kemudian mendekat, lalu melepaskan tembakan terakhir, membuat Brigadir Yosua tewas seketika dalam kondisi berlumur darah.
Pada kasus ini Ferdy Sambo membantah turut menembak Brigadir Yosua.
Menurut Ronny, sah saja seorang terdakwa mengelak dari tuduhan, namun semuanya nanti terungkap di pengadilan.
Dalam wawancara dengan jurnalis senior Budiman Tanuredjo itu, Ronny menyebut untuk perencanaan pembunuhan, Richard tidak terlibat.
Sebab, Richard saat itu sedang berada di halaman rumah lalu diminta oleh Bripka Ricky Rizal menghadap Ferdy Sambo di lantai tiga.
Ketika tiba di hadapan Ferdy Sambo, ungkapnya, tidak ada lagi diskusi, hanya ada perintah langsung kepada Richard Eliezer.sua
Pengakuannya, ada niat Bharada E saat itu menyelamatkan Yosua.
Hanya saja tidak ada kesempatan lagi bertemu dengan seniornya itu sejak menerima perintah.
Dia hanya bertemu dengan Yosua setelah tiba di lokasi eksekusi, yang saat itu juga sudah ada Ferdy Sambo.
Ketakutan hingga minta keluarganya mengikhlaskan
Masih di channel yang sama, Ronny juga mengungkap rasa ketakutan setelah menembak Brigadir J, hingga meminta orangtuanya untuk mengikhlaskan jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan kepadanya.
Ketakutan Bharada E itu terjadi di awal-awal kasus pembunuhan Brigadir J, saat dia harus mengikuti skenario Ferdy tentang tembak menembak.
Tak cuma mengikuti skenario Ferdy Sambo, Bharada E bahkan dikawal terus kemana pun dia pergi.
Hal ini dibongkar pengacara Bharada E, Ronny Talapessy saat tampil di podcast Back to BDM yang tayang di channel youtube Harian Kompas pada, Sabtu (22/10/2022).
Diakui Ronny, waktu masih mengikuti skenario Ferdy Sambo, Bharada E terus dijaga.
Bahkan ketika menghadap Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo kali pertama, saat itu Bharada E sampai diikuti Ferdy Sambo hingga di depan pintu ruangan Kapolri.
"Waktu menghadap kapolri, Bharada E masuk ke dalam ketemu kapolri.
Di luar, depan pintu ada FS (Ferdy Sambo).
Dari depan sudah diintimidasi. Kamu bicara sesuai ini.
Jadi ada rasa ketakutan Richard," ungkap Ronny.
Baca juga: Ucapan Bharada E kepada Vera Simanjuntak Kekasih Brigadir J di Persidangan

Tak hanya itu, Bharada E juga selalu dikawal dan dibuntuti pihak Ferdy Sambo ketika akan beraktivitas.
Karena saking takutnya, Bharada E sampai menghubungi ibu, bapak dan kekasihnya untuk berpamitan.
"Dia hubungi keluarganya, bapak, mamaknya, pacarnya.
Kalau ada apa-apa dengan saya, sudah ikhlaskan saya. Tidak usah cari lagi.
Saya minta keluarga hati-hati, baik-baik, sudah tidak usah cari saya lagi," kata Bharada E.
Lalu, mengapa akhirnya Bharada E mengubah keterangannya dari tembak menembak menjadi pembunuhan?
Menurutnya, hal itu sebagai bagian dari penebusan dosa dia kepada Brigadir J dan keluarganya.
Diungkapkan Ronny, sebenarnya sosok Bharada ini adalah orang yang jujur, rajin beribadah dan bekerja keras.
Bahkan, untuk bisa masuk polisi dia biayai sendiri sekolah dan mencoba dengan jalur resmi hingga empat kali.
Ketika masih mengikuti skenario Ferdy Sambo itu, Bharada E selalu diliputi perasaan bersalah.
Saat pikirannya tak menentu, setiap malam dia selalu bermimpi didatangi Brigadir J.
"Almarhum Yosua itu teman dia, tidak ada masalah. Setiap hari ketemu. Katanya Almarhum orang baik, sering becandaian dia, karena Bharada E paling muda. Kalau ada rejeki pergi keluar jalan-jalan bersama. Satu bulan terakhir satu kamar," terang Ronny.
Karena merasa skenario yang dibuat Ferdy Sambo itu tidak benar, Bharada E lalu memberanikan diri mengungkapkan kebenarannya.
"Ada rasa takut, akhirnya mau terbuka," katanya.
Saat bertemu kapolri kali kedua, Bharada E pun meminta maaf karena telah berdusta di pertemuan pertama yang dikawal Ferdy Sambo.
Ingin Meminta Maaf ke Keluarga Brigadir J Langsung
Lihat video selengkapnya:
Pembelaan Terakhir
Bharada Richard Eliezer alias Bharada E menyatakan sudah siap menghadapi bekas Kadiv Propam Ferdy Sambo, demi hadirnya keadilan untuk Brigadir Yosua Hutabarat.
Brigadir Yosua alias Brigadir J tewas di rumah dinas Ferdy Sambo, 8 Juli 2022, ditembak berkali-kali.
Dalam dakwaan jaksa disebut pelaku penembakan Brigadir Yosua adalah Bharada E dan Ferdy Sambo.
Bharada E berperan besar menyebabkan meninggalnya Yosua, juga berperan besar membuat terangnya kasus tersebut.
Melalui mulutnya terbuka keterlibatan banyak orang, termasuk Ferdy Sambo, yang dulunya merupakan atasannya, dengan posisi Richard Eliezer sebagai ajudan.
Di ruang sidang di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa (25/10/2022), Bharada E menyebutkan kesiapannya untuk memberi keadilan bagi Brigadir Nofriansyah Yosua.
Pembelaan yang bisa dilakukannya untuk Yosua adalah melalui ruang pengadilan.
Dia pun menyampaikan cara yang akan dia lakukan untuk membela harkat dan martabat Brigadir J.
"Saya akan berkata jujur, saya akan membela abang saya, Bang Yos untuk terakhir kalinya," ungkap Richard, usai persidangan.
Kejujurannya untuk membela Yosua, bisa jadi ancaman bagi Ferdy Sambo dkk.
Walau begitu Bharada E menyatakan dirinya kini hanya ingin berkata jujur di muka persidangan.
Menurut Richard, kejujurannya ini adalah cara untuk membela Brigadir J untuk terakhir kalinya.
Pembelaan bukan hanya soal kasus hukum agar pelaku dapat hukuman setimpal.
Tapi juga terkait dengan harkat, martabat, dan nama baik Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat.
Sebab hingga kini walau sudah meninggal, Yosua masih juga disebut sebagai pelaku pelecehan seksual oleh pihak Ferdy Sambo, disebut di Magelang, walau dugaan kasus itu tidak pernah dilaporkan ke kepolisian.
Secara pribadi, Bharada Richard Eliezer mengatakan dirinya tidak percaya Yosua telah melecehkan Putri Candrawati istri Ferdy Sambo.
"Saya pribadi, saya tidak mempercayai bahwa Bang Yos (Yosua Hutabarat) setega itu melakukan pelecehan," ungkap Richard. (*)
Artikel ini telah tayang di Surya.co.id
Baca Berita Tribun Manado disini: