Saat Teduh, Minggu 16 Oktober 2022, Roma 12:12 TB: Bertekunlah dalam Doa

Kita bahkan mungkin merasa seperti para penulis Mazmur yang memohon kepada Allah agar mendengarkan seruan dan doa mereka, tetapi bertanya-tanya apakah Dia sungguh-sungguh bersedia.

Alasan di balik proses berpikir negatif ini mungkin karena kita merasa bahwa apa yang kita lakukan belum cukup.

Jadi, jika ada yang bertanya, “apakah Anda sudah mendoakan hal itu?” atau “bagaimana kehidupan doa Anda?” maka kita biasanya merasa patah semangat.

Billy Graham berkata, “doa sesungguhnya adalah percakapan dua arah antara Anda dan Tuhan.”

Sangat sederhana, bukan? Akan tetapi kita membuatnya seolah-olah ini adalah tindakan yang sangat rumit.

Marilah kita anggap doa sebagai komunikasi dengan Allah. Polos dan sederhana.

Allah, Pencipta kita, menjumpai kita di manapun kita berada.

Kita tidak perlu berdandan atau memasang wajah bahagia sebelum menghadap Dia.

Kita bisa datang kepada-Nya di saat kita membutuhkan damai-Nya, bimbingan-Nya, dan pengharapan-Nya di saat kita merasa tidak ada damai, tersesat, dan hampir tidak mempunyai harapan.

Tidak ada bagian hidup kita yang kacau yang menakutkan bagi-Nya.

Bukankah ini melegakan?

Doa itu secara sederhana adalah:

berusaha mengenal Tuhan.

menyampaikan kerinduan kita kepada Tuhan.

mendengarkan Tuhan menyampaikan kebenaran kepada roh kita.