Ciri-ciri Orang Beresiko Akhiri Hidup, Mulai Berikan Barang-barang Pribadi Bisa Jadi Tandanya
Kasus bunuh diri yang dilakukan mahasiswa dan pelajar di Indonesia terlalu banyak terjadi
TRIBUNMANADO.CO.ID - Diketahui seringkali orang mengambil jalan pintas untuk mengakhiri hidup.
Hal tersebut sering diterjadi kebanyakan karena dipicu oleh depresi.
Terkait hal tersebut berikut ini ciri-ciri orang yang beresiko bunuh diri.
Baca juga: Wagub Sulawesi Utara Beri Arahan 6 Pejabat Baru, Catatan Khusus Asisten III dan Sekretaris DPRD
Baca juga: Chord Gitar Cukup Dikenang Saja - The Junas, (Begitu Sulit Lupakan Kamu)
Baca juga: Kecelakaan Maut, 3 Orang Tewas Termasuk Direktur RSUD, Mobil Terbalik hingga Masuk Parit
Kasus bunuh diri yang dilakukan mahasiswa dan pelajar di Indonesia terlalu banyak terjadi. Baru-baru ini, kasus bunuh diri kembali dilakukan oleh mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM).
Angka bunuh diri pada mahasiswa, dipicu oleh depresi dan beberapa hal lain. Untuk itu mengenali gejala depresi sangat penting dilakukan.
Dilansir dari laman Ners Universitas Airlangga (Unair), terdapat data dari Badan Litbangkes Kementerian Kesehatan (Kemenkes) yang menunjukkan angka kematian akibat bunuh diri di Indonesia tahun 2018 mencapai 0,71 per 100.000 penduduk atau 1.800 jiwa per tahun.
Kematian akibat bunuh diri banyak terjadi pada usia muda dan produktif, yaitu 46 persen pada usia 25-49 tahun dan 75 persen pada usia produktif (15-64 tahun).
Untuk itu, sebagai bentuk kesadaran dan kepedulian pada sesama perlu mengetahui apa saja ciri-ciri orang yang beresiko bunuh diri.
Apa itu bunuh diri?
Pengertian dari bunuh diri sendiri adalah interaksi kompleks dari faktor-faktor genetik, organobiologik, psikologik dan sosiokultural.
Sebenarnya bunuh diri dapat dicegah oleh semua anggota masyarakat, tapi sebelumnya perlu mengetahui tanda-tanda atau faktor risiko dari individu yang rentan melakukan bunuh diri atau percobaan bunuh diri.
Pentingnya komitmen, kepekaan, pengetahuan dan kepedulian terhadap orang lain, keyakinan bahwa hidup ini adalah anugerah harus dipelihara sebaik-baiknya sebagai modal awal dalam pencegahan tindakan bunuh diri.
Ciri-ciri orang yang beresiko bunuh diri
1. Sering membicarakan tentang bunuh diri, menyakiti diri sendiri dan kematian.
2. Memiliki perasaan sedih dan moody yang ekstrem.
3. Mulai menarik diri dari teman, keluarga dan sahabat.
4. Adanya perubahan suasana hati yang parah.
5. Merasa putus asa atau terjebak di suatu masalah.
6. Mengkonsumsi minuman keras meningkat.
7. Tidur jauh lebih lama dari biasanya atau malah memiliki masalah tidur.
8. Mudah marah yang tak terkendali.
9. Perilaku merusak atau menyakiti diri sendiri.
10. Mulai memberikan barang-barang pribadi untuk orang lain.
11. Mengatakan selamat tinggal pada orang-orang seolah mereka tak akan bersama lagi.
12. Berkembangnya perilaku cemas atau gelisah ketika mengalami beberapa tanda sebelumnya.
Apabila kita menemukan individu dengan tanda-tanda diatas, jangan ragu untuk mendekatinya dan tanyakan kondisinya kebutuhan yang ia inginkan saat itu.
Terlihat sederhana, namun berupaya peduli inilah yang dapat menyelamatkan 1 nyawa.
Pengetahuan yang tepat, kepekaan serta kepedulian antar sesama akan menjadi strategi yang komprehensif dalam menurunkan tingginya angka kematian yang disebabkan bunuh diri.
Kontak bantuan
Bunuh diri bisa terjadi di saat seseorang mengalami depresi dan tak ada orang yang membantu.
Jika Anda memiliki permasalahan yang sama, jangan menyerah dan memutuskan mengakhiri hidup. Anda tidak sendiri.
Layanan konseling bisa menjadi pilihan Anda untuk meringankan keresahan yang ada.
Untuk mendapatkan layanan kesehatan jiwa atau untuk mendapatkan berbagai alternatif layanan konseling, Anda bisa simak website Into the Light Indonesia berikut ini:
https://www.intothelightid.org/tentang-bunuh-diri/layanan-konseling-psikolog-psikiater/
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/manado/foto/bank/originals/ilustrasi-depresi_20180417_143328.jpg)