Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Brigadir J Tewas

Ferdy Sambo Kini Ngaku Buat Skenario untuk Selamatkan Bharada E, Tak Beri Perintah untuk Menembak

Pengacara Keluarga Ferdy Sambo, Febri Diansyah mengatakan kliennya telah membuat skenario palsu soal adegan tembak-menembak

Editor: Glendi Manengal
Kompas.com
Pengakuan Ferdy Sambo sebut buat skenario untuk selamatkan Bharada E 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Terkait kasus pembunuhan terhadap Brigadir J di rumah dinas mantan Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo.

Diketahui kini Ferdy Sambo memberikan pengakuan baru ke kuasa hukumnya.

Ferdy Sambo mengaku buat skenario untuk selamatkan Bharada E.

Baca juga: Tuan Rumah Konvensi Nasional Pendidikan Indonesia X 2022, Unima Tuai Apresiasi dari Sejumlah Tamu

Baca juga: Penyebab dan Gejala Penyakit Ginjal pada Anak, Orangtua Wajib Waspada

Pengacara Keluarga Ferdy Sambo, Febri Diansyah mengatakan kliennya telah membuat skenario palsu soal adegan tembak-menembak yang menewaskan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J.

Menurut penuturan Febri Diansyah, Ferdy Sambo mengakui dirinya tidak memerintahkan Bharada Richard Eliezer atau Bharada E menembak Brigadir J.

Namun, ia hanya meminta Bharada E untuk menghajar Brigadir J.

Katanya, Ferdy Sambo membuat skenario tembak-menembak untuk menyelamatkan Bharada E dari kekeliruannya dalam menjalankan perintah.

Ferdy Sambo, kata Febri, langsung mengambil senjata milik Brigadir J yang berada di pinggang dan menembakkan ke arah dinding.

Hal itu ia lakukan agar seolah-olah telah terjadi tembak menembak.

“Tujuan pada saat itu adalah menyelamatkan RE yang diduga melakukan penembakan sebelumnya dan juga tujuannya pada saat itu adalah seolah-olah memang terjadi tembak menembak,” kata Febri, Rabu (12/10/2022), diberitakan Tribunnews.

“Dan kita tahu itu adalah salah satu fakta dalam fase kedua yang bisa kita sebut sebagai skenario atau fase kebohongan tersebut.”

Kemudian, untuk memperkuat pengakuan palsu tersebut, Ferdy Sambo mengubah tempat terjadinya kekerasan seksual dari Magelang menjadi di Duren Tiga.

“Kemudian FS meminta ADC dan Ibu Putri dan lainnya menyebut seolah-olah peristiwa di Magelang, peristiwanya sebenarnya terjadi di Magelang, nanti dalam bukti-bukti yang lebih rinci baru bisa kami sampaikan di persidangan,” kata Febri.

“Peristiwanya, sebenarnya terjadi di Magelang pada 7 Juli 2022 tapi seolah-olah dipindahkan lokasinya ke Duren Tiga demi mendukung skenario tembak menembak tersebut.”

Dalam rangkaian skenario kebohongan kliennya, Febri juga mengatakan ada proses pengambilan CCTV di pos satpam di Duren Tiga.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved