Kapolri Jendral Listyo Sigit Sedang Diuji, Ini Daftar Perkara Besar yang Sedang Dihadapi
Kinerja Polri kembali menjadi sorotan pada Tragedi di Kanjuruhan yang menewaskan 131 orang.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Kapolri Jendral Listyo Sigit kini semakin diuji dalam memimpin institusi Polri.
Beberapa kejadian besar yang terjadi belakangan sangat menguji kepemimpinannya.
Sebab kejadian tersebut melibatkan anak buahnya, pun ada yang menjadi pelaku utama.
Baca juga: Saya Copot, Ancaman Kapolri Jendral Listyo Sigit Terhadap Polisi yang Lakukan Pelanggaran
Video Presiden Jokowi Tak Salami Kapolri di Perayaan Hut ke-77 TNI di Istana Merdeka.(Kompas.com)
Institusi Polri saat ini sedang menjadi sorotan publik, tidak hanya di Indonesia juga dunia.
Bagaimana tidak, setelah heboh kasus pembunuhan brigadir J yang melibatkan mantan Kadiv Propam Polri Ferdi Sambo, Kini kembali muncul peristiwa tragedi di Kanjuruhan
Kita ketahui pada kasus Sambo sejumlah perwira bahkan jenderal ikut terlibat dalam skenario untuk menutupi peristiwa asli kematian brigadir J.
Selain itu, juga beredar konsorsium 303, keamanan situs judi online di Indonesia yang ternyata bukan hanya sekadar rumor.
Baca juga: Sosok Kapolri Jendral Listyo Sigit, Nasibnya Dipertaruhkan Lantaran Kasus Brigadir J
Bahkan konsorsium 303 itu sempat menyeret nama Kapolda Jatim, Irjen Nico Afinta yang disebut-sebut orang dekat dari Kapolri Listyo Sigit Prabowo.
Kita ketahui Kapolda Jatim, Irjen Nico Afinta, Kapolda Aceh Wahyu Widodo, dan Mantan Kadiv Propam Polri, Ferdy Sambo ketiganya lah yang mengantar makalah fit On Propertest Komjen Listyo sebelum diangkat menjadi Kapolri di Gedung MPR/DPR RI.
Belum juga usai kasus Sambo diputus pengadilan.
Kinerja Polri kembali menjadi sorotan pada Tragedi di Kanjuruhan yang menewaskan 131 orang.
Baca juga: Sosok Kapolri Jendral Listyo Sigit, Putra Ambon, Dulu Tangkap Buronan Kasus Bank Bali Djoko Tjandra

Dugaan pengunaan Gas air mata yang jelas-jelas melanggar aturan atau prosedur pengamanan yang dilarang FIFA dalam stadion menjadi salah satu penyebab dari banyaknya nyawa melayang di laga pertandingan Liga BRI antara Arema FC Vs Persebaya Surabaya.
Menariknya tragedi ini, terjadi di wilayah hukum Polda Jatim yang dipimpin oleh Irjen Nico Afinta yang sempat terseret kasus Sambo.
Bahkan jenderal bintang dua tersebut sempat mengatakan bahwa pengunaan gas air mata sudah sesuai prosedur.
Dirinya juga menyalahkan suporter karena anarkis dan masuk ke lapangan.
Tidak sedikit yang meminta agar Kapolda ini, untuk mundur atau dicopot dari jabatan sebagai bentuk pertanggungjawaban banyaknya nyawa melayang di tragedi Kanjuruhan.
Namun sayang hingga saat ini, terkesan jenderal bintang dua ini tak tersentuh sama sekali.
Kedati demikian pihak Polri sudah mengumumkan enam tersangka penyebab terjadinya tragedi Kanjuruhan, tiga diantaranya adalah dari Polri.
Kinerja Polri ini rupanya terus mendapat sorotan publik.
Terbaru, beredar video menarik saat presiden Joko Widodo (jokowi) saat menghadiri perayaan Hut ke-77 TNI di Istana Merdeka, Jakarta.
Dalam Video tersebut, Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin tampak menghampiri pimpinan TNI dan Polri.
Lalu, mengajak mereka bersalaman usai perayaan digelar.
Namun, Presiden Jokowi terlihat tidak menyalami Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
Padahal, mantan Wali Kota Solo itu menyalami semua yang ada di sekitarnya.
Melansir Kompas.com, awalnya Presiden Jokowi tampak menyalami Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa.
Andika yang mendapat giliran bersalaman pertama memberikan hormat dan membalas jabat tangan presiden.
Setelah Andika, presiden tampak mendekati Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dan menyapanya.
Namun, Jokowi tidak mengulurkan tangan untuk bersalaman dengan Kapolri.
Presiden kemudian menyapa dan bersalaman dengan Kepala Staf Angkatan Darat (KASAD) Jenderal Dudung Abdurachman.
Terlihat, Dudung pun memberi hormat dan membalas jabat tangan presiden.
Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono menanggapi peristiwa tersebut.
Menurut Heru, tidak ada penyebab khusus presiden tidak bersalaman dengan Kapolri usai upacara.
"Enggak ada masalah. Kan di mimbar utama sebelum upacara semua sudah disalamin dan kan yang di vidio itu Pak Presiden menyapa Pak Kapolri (berbicara)," kata Heru saat dikonfirmasi, Rabu (6/10/2022).
Sebab, Presiden Jokowi disebut telah bersalaman dengan semua tamu undangan yang berada di mimbar utama sebelum upacara berlangsung.
Janji Kapolri "Potong kepala kalau bermasalah, apakah terbukti?
Kapolri Jenderal (Pol) Listyo Sigit Prabowo mengingatkan agar tiap pimpinan di institusi Polri mampu menjadi teladan bagi anggota lainnya.
Ia menegaskan, tidak akan segan menindak tegas pimpinan yang tak mampu mengelola dengan baik anak buahnya.
"Terhadap anggota yang melakukan kesalahan dan berdampak kepada organisasi, maka jangan ragu melakukan tindakan. Kalau tak mampu membersihkan ekor, maka kepalanya akan saya potong," kata Listyo saat menutup pendidikan Sespimti Polri Dikreg ke-30, Sespimen Polri Dikreg ke-61, dan Sespimma Polri Angkatan ke-66, dikutip dari keterangan tertulis, Kamis (28/10/2021) seperti dilansir dari kompas.com
"Ini semua untuk kebaikan organisasi yang susah payah berjuang," imbuhnya. Menurut dia, jika pimpinan bermasalah, maka anggota lainnya bakal ikut bermasalah pula.
Karena itu, dia mengingatkan agar seorang pemimpin harus mencontohkan hal-hal baik dan mampu bersikap tegas.
"Ada pepatah, ikan busuk mulai dari kepala. Kalau pimpinannya bermasalah maka bawahannya akan bermasalah juga," ucap Listyo.
"Pimpinan harus jadi teladan, sehingga bawahannya akan meneladani. Karena kita tidak mungkin diikuti kalau kita tidak memulai yang baik, kita tidak mungkin menegur kalau tidak jadi teladan, harus mulai dari pemimpin atau diri sendiri," tambah dia.
Listyo memastikan, ia dan pejabat utama Mabes Polri berkomitmen memberikan penghargaan kepada anggota yang menjalankan tugas dengan baik.
Namun, ia juga akan memberikan sanksi tegas kepada anggota polisi yang melanggar aturan.
Listyo pun meminta kepada seluruh personel Polri agar siap menghadapi segala bentuk tantangan baik dari dalam maupun luar negeri. Kepolisian, kata dia, harus mampu menciptakan rasa aman dan nyaman bagi masyarakat.
(Kompas.com/Tribunnews.com)
Artikel ini telah tayang di BangkaPos.com