Tragedi di Stadion Kanjuruhan
Kisah Korban Kanjuruhan, Iwan Junaedi Penuhi Sumpah Hidupnya, Dukung Arema FC Sampai Napas Terakhir
Simak kisah salah satu korban Tragedi di Stadion Kanjuruhan, Iwan Junaedi yang penuhi sumpah hidupnya.
"Tentunya karena dia telah menepati janjinya untuk mendukung Arema FC sampai napas terakhirnya," harunya.
Diceritakan bahwa ketika kepanikan terjadi di tribun penonton, lantaran aparat keamanan menembakan gas air mata.
Iwan Junaedi diketahui lebih memprioritaskan untuk membantu orang lain terlebih dahulu di stadion.
Baca juga: Cerita Elmiati, Saksikan Kengerian di "Pintu 13 Stadion Kanjuruhan" Suami dan Anak Meninggal

Salah satu buktinya ia mencoba mengumpulkan semua anggota Curvanord (organisasi pendukung Arema FC yang didirikannya), sekaligus memastikan bisa keluar dari stadion dengan kondisi selamat.
Setelah berdesakan, mata perih dan menangis, semua anggota akhirnya bisa keluar stadion setelah satu jam lamanya, termasuk Iwan Junaedi.
Setelah beristirahat di tempat parkir, Iwan Junaedi memutuskan untuk kembali ke gerbang keempat, untuk membantu orang lain keluar lagi.
Dengan energi yang tersisa, dia mencoba membuka gerbang yang terkunci dari pintu luar.
Setengah jam berlalu, Iwan Junaedi belum juga kembali, akhirnya anggota Curvanords pergi mencarinya.
Hanya saja memang, ketika pintu sudah terbuka, Iwan Junaedi ditemukan dalam keadaan berbaring tak sadarkan diri.
Iwan Junaedi lalu dibawa ke rumah sakit, hanya saja nyawanya sudah tak tertolong.
Iwan Junaedi pun akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya dengan status sebagai penggemar Aremania sejati pada akhir hidupnya.
Janji Iwan Junaedi untuk mendukung Arema FC sampai akhir hayatnya pun seakan dibayar tuntas.
Hasil Investigasi Terkait Pintu Stadion
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo membeberkan hasil investigasi terkait tragedi Kanjuruhan yang terjadi pada Sabtu (1/10/2022) lalu.
Di antaranya, hasil investigasi terkait pintu gate di Stadion Kanjuruhan Malang, Jawa Timur, yang jadi titik banyaknya korban berjatuhan.