Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Tragedi di Stadion Kanjuruhan

Cerita Elmiati, Saksikan Kengerian di "Pintu 13 Stadion Kanjuruhan" Suami dan Anak Meninggal

Seorang ibu muda Aremanita menceritakan momen mengerikan Tragedi di Stadion Kanjuruhan yang dialaminya pada Sabtu (1/10/2022).

Editor: Tirza Ponto
TribunJatim/Luhur Pambudi/ SURYA/PURWANTO/ KOMPAS.com/SUCI RAHAYU
Cerita Elmiati, Saksikan Kengerian di "Pintu 13 Stadion Kanjuruhan" Suami dan Anak Meninggal 

"Posisi saya ada di pinggir di tangga pegangan biru-biru (pegangan anak tangga)itu. Suami saya berada di dekat pintu gerbang. Suami saya berada di baris kedua dekat pintu gerbang (yang tertutup)," ungkapnya.

Lantaran terus terdesak merangsek masuk ke dalam tumpukan orang. Elmiati yang semula berdiri di belakang suami, mengaku, tiba-tiba kehilangan sosok suami dari pandangan matanya.

Entah di mana keberadaan sang pujaan hatinya itu dan sang anak. Apakah sudah berhasil keluar menyelamatkan diri, ataukan malah tewas terinjak kerumunan.

Tubuhnya juga tergencet di antara tumpukan tubuh penonton.

Kengerian Mulai Terjadi

Pada momen serba pelik nan putus asa itu, Elmiati mengaku sempat merasa bahwa di situlah ajalnya akan tiba.

"Saya juga sudah pasrah kalau nanti ikut meninggal, saya meninggal dengan suami dan anak saya, pikiran saya cuma begitu," gumamnya, kala itu, sembari mengenang.

Apalagi di tengah himpitan ratusan tubuh merangsek segala sisi tubuhnya. Elmiati melihat langsung dengan mata kepala sendiri, kengerian itu.

Suasana di lorong pintu keluar stadion Kanjuruhan Malang
Suasana di lorong pintu keluar stadion Kanjuruhan Malang yang diduga Gate 13 di malam Tragedi Kanjuruhan laga Arema FC Vs Persebaya Surabaya, Sabtu 1 Oktober 2022. Video ini menjadi salah satu bukti jika pintu gerbang keluar tribune dalam kondisi tertutup ketika gas air mata dilontarkan ke arah tribune yang masih dipenuhi Aremania malam itu.

Wajah-wajah para suporter yang semula melihat pertandingan sepak bola di atas tribun bersamanya itu, berteriak, merintih kesakitan meminta bantuan pertolongan.

Ia bisa melihat sendiri bagaimana beberapa Aremania terkapar sekarat tak berdaya dengan mulut mengeluarkan busa.

"Itu (orang-orang) masih teriak-teriak. Ada yang keluar busa. Ada yang sekarat. Saya lihat sendiri," ungkapnya.

Entah dari manah datangnya, laiknya malaikat penolong. Tubuh Elmiati tiba-tiba ditarik oleh orang lain agar terhindar dari desakan kerumunan tersebut, untuk kembali mencari area lapangan yakni di atas tribun.

Tak seperti beberapa menit sebelumnya. Area tribun tersebut kini bebas dari asap gas air mata.

Hujan gerimis yang menghujani stadion tersebut mampu menghilangkan bubuk kimia gas air mata.

"Ternyata, ada yang menolong saya. Saya diajak ke atas tribun lagi. (Gas air mata hilang) bukan karena angin, tapi karena hujan," terangnya.

Halaman
1234
Sumber: Surya
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved