Ada 14 Siswa yang Tewas Dalam Tragedi di Stadion Kanjuruhan Malang, Ini Daftarnya
14 pelajar yang tewas dalam tragedi Arema vs Persebaya itu terdiri dari siswa SMP, SMA dan SMK.
Almarhum adalah siswa SMAN 10 Kota Malang kelas 11 IPS.
"Rafi ini baru dua kali nonton bola Arema. Jadi jarang nonton bola. Pertama saat SMP dan kedua saat SMA ini," kata Cece pada suryamalang.com di rumahnya.
Ia mengizinkan anak bungsu dari tiga bersaudara ini nonton bersama tiga teman SMA-nya.
Ia mengatakan anaknya berangkat dari rumahnya dan berboncengan dengan temannya.
Dua kakak Rafi juga nonton tapi beda kelas. Kakak pertama di VVIP, kakak kedua di VIP.
"Rafi di kelas ekonomi. Sama kakaknya sudah mau dibelikan di kelas VIP tapi ia minta di kelas ekonomi karena bersama teman-temannya," kata ibu tiga anak ini.
Sampai kemudian ada kerusuhan di stadion, kakak Rafi menelpon ibunya dan mengabarkan tentang kondisi di stadion yang rusuh parah.
Saat itu pukul 23.00 WIB. Kakaknya mencari Rafi dan tidak tahu kemana. Ditelpon juga tidak diangkat.
Kakaknya minta ibunya menelpon Rafi. Tapi kemudian ada nomer tidak dikenal masuk ke nomer HP-nya dan tidak ia angkat.
Ia memutuskan menelpon HP Rafi. "Sekali saya telpon, langsung diangkat. Tapi yang mengangkat perempuan," jelas Cece.
Wanita berhijab ini menanyakan mengapa HP anaknya kok dijawab suara perempuan.
Perempuan itu bertanya apakah ia ibunya Rafi. Ia menjawab iya.
Lalu ia diminta ke RSI Gondanglegi segera. Karena ia di Sawojajar dan jauh dari Gondanglegi, ia minta dua anaknya mencari Rafi di RSI Gondanglegi. Keluarga menyangka awalnya Rafi hanya dirawat.
Tapi ketika dicari di ruang perawatan tidak ada. Kemudian petugas RS menyarankan ke kamar jenazah. Kakaknya mencari kesana.
"Awalnya ya tidak menemukan. Karena saat dibuka kantong jenazah sampai leher kok beda," terangnya.