Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Sosok Tokoh

Sosok Sjam Kamaruzaman, Antek PKI Sahabat DN Aidit, Terlibat G30S dan Dieksekusi

Sosok Sjam Kamaruzaman, antek PKI yang dikenal sombong sekaligus sahabat DN Aidit. Terlibat G30S 1965 dan dieksekusi tahun 1986.

Editor: Frandi Piring
Istimewa
Sosok Sjam Kamaruzaman, antek PKI sekaligus sahabat DN Aidit yang terlibat G30S PKI 1965. Dieksekusi pada tahun 1986. Sjam Kamaruzaman terbukti menjadi salah satu aktor dalam tragedi G30S PKI 1965. Sjam Kamaruzaman terlibat dalam operasi pembantaian Dewan Jenderal TNI AD. Sjam Kamaruzaman di mata seorang pelaku sejarah G30S PKI 1965 kala itu dikenal sombong. 

Namun saat itu Hamim merasa PKI belum siap untuk melancarkan revolusi.

Menurut Sjam, dengan kondisi saat itu, PKI hanya siap melancarkan demonstrasi, rapat umum, menuntut upah, dan melawan revolusi, tidak untuk berperang.

“Bung belum bertempur, sudah takut!” Sjam marah mendengar sikap Hamim.

Selain Hamim, Suswandi juga menentang usul Sjam. Namun tidak dengan Pono dan Bono.

Di mata Hamim, Sjam adalah orang yang sombong dan tak mau belajar teori.

Sjam terlalu bangga dengan pengalamannya di Serikat Buruh Pelabuhan dan Pelayaran Tanjung Priok.

Dia juga pernah menyelamatkan Aidit hingga menjadi pengawal orang nomor satu di PKI itu.

“Sjam itu sombong dan enggak mau belajar teori. Dia bercerita pernah kerja di Serikat Buruh Pelabuhan dan Pelayaran Tanjung Priok.

"Dia pernah menyelamatkan Aidit lalu disuruh mengawal Aidit. Dia sobat kental Aidit,” kata Hamim.

Namun akhirnya G30S meletus, meski sampai sekarang tidak jelas siapa dalang di balik tragedi berdarah itu sebenarnya.

Namun yang pasti, apa yang dikhawatirkan oleh Hamim jadi kenyataan. PKI mati.

Peran Sjam Kamaruzaman di Gerakan 30 September

Menurut kesaksian Sjam di jejaknya, pada pertengahan 1965, Biro Khusus PKI di bawah Sjam telah cukup sukses menyusup ke militer, dan dalam kontak yang teratur dengan ratusan petugas.

Situasi di Indonesia pada waktu itu sangat tegang, dengan inflasi merajalela dan rumor dengan daftar kematian yang disusun oleh komunis dan non-komunis.

Dalam jangka sampai Hari Angkatan Bersenjata pada 5 Oktober 1965, dengan sejumlah besar pasukan menuju ibu kota, banyak orang mengharapkan kudeta.

Sumber: TribunnewsWiki
Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved