Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Sunah

Benarkah Potong Kuku di Hari Sabtu Dilarang, Harus Jumat? Simak Penjelasan Buya Yahya

Buya Yahya, potong kuku adalah sunah kapan saja. Tapi ada anjuran lebih sunah di hari Jumat.

Penulis: Handhika Dawangi | Editor: Handhika Dawangi
Tangkap layar YouTube Channel Buya Yahya
Penjelasan Buya Yahya. Benarkah potong kuku di Hari Sabtu dilarang, harus Jumat? 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Haruskah kita memotong kuku di hari Jumat? Apakah Sabtu dilarang?

Simak penjelasan Buya Yahya

Dikutip dari YouTube Channel Buya Yahya 5 September 2022 berjudul Dilarang Potong Kuku di Hari Sabtu, Benarkah? -Buya Yahya Menjawab. 

Penyampaian Buya Yahya menjawab pertanyaan dari seorang jemaah. 

"Assalamualaikum Buya, ingin bertanya. Jadi waktu itu mama saya melihat ceramah. Kurang lebihnya kaya gini Buya. Gunting kuku tidak boleh hari Sabtu dan Senin nanti tidak dapat rahmat Allah. Apakah itu benar?"

Baca juga: Info yang Mungkin Belum Banyak yang Tahu, Ini 8 Masalah Kesehatan Jika Kurang Minum Air Putih

Baca juga: Info yang Mungkin Belum Banyak yang Tahu, Ini Waktu Tepat Olahraga Malam, Saat Kekuatan Otot Optimal

Cara sunnah menggunting kuku di Hari Jumat.

Cara sunnah menggunting kuku di Hari Jumat. (Kolase Tribun Manado/Tribunnews.com/Bunphot)

Buya Yahya kemudian menjawabnya. Berikut ini penjelasan Buya Yahya

"Fitrah itu adalah sesuatu fitrahnya manusia, asal kebersihan bahasa lain menjadi disunahkan. Disederhanakan dianjurkan.

Disunahkan itu ada 10. Satu diantaranya adalah potong kuku," ujar Buya Yahya.

Lanjut Buya Yahya, potong kuku adalah sunah kapan saja. Tapi ada anjuran lebih sunah di hari Jumat.

"Cuma diimbau sepekan sekali setiap jumat. Paling lama jangan lebih dari 40 hari," ujar Buya Yahya

Buya Yahya menegaskan bahwa gunting kuku itu adalah sunah. Bisa dilakukan kapan saja. 

"Jadi adapun harinya adalah Jumat. Kalau nd sempat sabtu dong, (dan hari lainnya). Ini dianjurkan, nabi tidak membatasi. Tidak ada larangan. Kalau tidak bisa Jumat, ya Sabtu, nda sempat lagi Ahad, Senin (dan seterusnya). (*)

Siapa Buya Yahya? Ini Sosoknya

Mengenal sosok Buya Yahya yang sangat digandrungi oleh para jemaahnya di Tanah Air.

Panggilan Buya Yahya sudah melekat pada dai kondang yang memiliki kharisma luar biasa ini.

Sosok Buya Yahya yang sangat tenang dengan pembawaan santai membuat kajiannya ditunggu-tunggu para jemaahnya terutama di Indonesia.

Buya Yahya kerap menghiasi layar kaca dalam beberapa ceramahnya.

Bahkan pendakwah asal Jawa Timur ini memiliki saluran televisi sendiri bernama Al-Bahjah TV.

Seiring perkembangan zaman, untuk mengikuti kajian dan mendengar pesan dakwah, Al-Bahjah TV pun juga dibagikan melalui akun YouTube dengan nama channel yang sama.

Sehingga siapapun umat muslim yang ingin mendengar ceramah seputar fiqih dan lainnya bisa memutar secara langsung melalui YouTube.

Dakwah yang disampaikan Buya Yahya melalui YouTube pun cukup padat dan jelas.

Bahkan dalam setiap konten ceramah yang dibagikan diberikan tajuk dan judul seputar permasalahan yang umumnya menjadi pertanyaan orang awam.

Misalnya saja seputar pernikahan, ibadah puasa dan sholat hingga hukum fiqh di dalam Islam.

Lantas, siapa sebenarnya sosok Buya Yahya yang selama ini hanya dikenal lewat ceramahnya?

Tak banyak yang tahu, sosok pendakwah yang kini berusia 48 tahun ini merupakan Pengasuh LPD Al-Bahjah Cirebon.

Pemilik nama lengkap Yahya Zainul Ma'arif atau yang lebih akrab disapa Buya Yahya lahir di Kabupaten Blitar, Jawa Timur, 10 Agustus 1973.

Buya Yahya adalah pengasuh Lembaga Pengembangan Dakwah dan Pondok Pesantren Al-Bahjah yang
berpusat di Cirebon.

Buya Yahya menikah dengan wanita bernama Fairuz Ar-Rahbini dan dikaruniai dua orang anak bernama Lulu Maulidiyah dan Azzahra.

Anak dari pasangan Jamzuri dan Uti ini menyelesaikan pendidikannya di Universitas al-Ahgaff (2000–2005) dan Universitas al-Ahgaff (1996–2000).

Universitas Al-Ahgaff berpusat di kota Mukalla ibukota provinsi Hadhramaut Republik Yaman.

Pendiri Pesantren

Buya Yahya mendirikan Lembaga Pengembangan Dakwah dan Pondok Pesantren dengan nama Al-Bahjah
yang pusatnya berada di wilayah Kabupaten Cirebon.

Dikutip dari wikipedia, Al-Bahjah memiliki beberapa kampus, kampus utama yang beralamat di Jalan Pangeran Cakra Buana No. 179, Blok Gudang Air, Kelurahan Sendang, Kecamatan Sumber, Kabupaten Cirebon, mulai dibangun pada Juni 2008.

Al-Bahjah memiliki banyak unit usaha; ada minimarket AB Mart, Al-Bahjah Tour & Travel, Sekolah
Dasar Islam Qur’ani (SDIQu) Al-Bahjah, SMPIQU al Bahjah, SMAIQu al Bahjah,Al Bahjah TV, Radio QU, Penerbit Pustaka Al-Bahjah dan masih banyak lagi.

Berbagai unit usaha tersebut rata-rata digerakkan para santri, yang disebut Santri Khos, atau santri khusus.

Santri Khos tak cuma bergerak dalam bidang dakwah maupun sosial, ada juga yang bertugas di dapur umum.
Pesantren ini kental dengan nuansa Nahdiyyin.

Meskipun begitu, pesantren ini bukan milik ormas Nahdlatul Ulama (NU)

Salah satu peraturan di Al-Bahjah, para santri diharuskan berbahasa Arab dalam keseharian.

Bagi santri baru, diberi waktu tiga bulan untuk beradaptasi.

Demikianlah penjelasan mengenai sosok Buya Yahya yang merupakan salah satu pendakwah ternama di Tanah Air. (Sripoku.com)

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved