Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Brigadir J Tewas

Baru Terungkap Luka di Leher Brigadir J Ternyata Bukan Ulah Ferdy Sambo dan Ajudannya Tapi Sosok ini

Baru terungkap sebab adanya sejumlah luka di tubuh Brigadir J yang diduga karena penyiksaan Ferdy Sambo dan ajudannya. Ternyata sosok ini yang bikin

Editor: Indry Panigoro
(Ho/ Tribun-Medan.com)
Ahli Forensik dr Sumi Hastry dalam kasu pembunuhan Brigadir J. Baru Terungkap Luka di Leher Brigadir J Ternyata Bukan Ulah Ferdy Sambo dan Ajudannya Tapi Sosok ini 

Jika ada kekerasan dari benda tumpul atau benda tajam lainnya, kata dia, pasti akan dengan mudah diketahui.

“Dan kita meyakinkan waktu itu memang hanya ada luka tembak, tidak ada luka-luka kekerasan sama sekali yang diduga proses penganiayaan kata masyarakat,” bebernya.

Kemudian jika ada luka perlawanan, maka akan bisa terlihat. 

“Itu kelihatan, dan enggak ada juga,” lanjutnya.

Kemudian soal luka di leher Brigadir J, dr Hastry mengtakan bukan karena jeratan tali.

Menurutnya luka itu terjadi karena proses autopsi.

“Autopsi kan diiris di sini (leher), dibuka semua, kepalanya semua dibuka,” jelasnya.

Kemudian ia juga menegaskan bahwa semua organ tubuh Brigadir J masih ada.

“Jadi memang kebiasaan dan di dunia forensik itu kalau kita udah buka kepala, kita awetkan kan, itu kan kalau orang timur, kita mikirnya pasti dibuka kan wajahnya," ucap dr Hastry.

"Kalau ditaruh di rongga kepala kan ada formalin pedes semua, makanya kita taruh di bagian dada atau dikembalikan di situ, yang penting ada,” bebernya.

Hal itu dilakukan, kata dia, karena kepala akan dijahit lagi dan jika tidak bisa tertutup rapat bisa merembes formalinnya.

“Itu kan direndem formalin. Cuma untuk memudahkan keluarga untuk lihat. Karena yakin biasanya orang meninggal itu terakhir dibuka wajahnya,” jelas dia.

Ia pun mengatakan bahwa hasil autopsi pertama dan kedua hasilnya sama.

“Adanya luka tembak aja sama, tapi mungkin yang kedua lebih susah karena udah dijahit kan, ditutup luka-lukanya yang bekas luka tembak masuk dan keluar. Terus ada pembusukan, ada juga luka pasca autopsi untuk mungkin memasukkan formalin,” ungkap dr Hastry.

Kemudian soal perbedaan jumlah luka tembak, kata dia, yang penting kan bukan luka jumlahnya.

Halaman
1234
Sumber: TribunMedan.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved