Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Siapa Sangka, Layanan Keuangan Digital Q-RIS Jadi Alat Transaksi yang Sering Digunakan Milenial

Kehadiran e-wallet seperti Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) dinilai menjadi pendorong utama dari adopsi transaksi nontunai (cashless)

Editor: Erlina Langi
pixabay.com
Siapa Sangka, Layanan Keuangan Digital Q-RIS Jadi Alat Transaksi yang Sering Digunakan Milenial 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Siapa sangka, layanan keuangan digital Q-RIS jadi alat transaksi yang sering digunakan milenial.

Mengikuti perkembangan zaman, banyak orang ternyata memanfaatkan berbagai layanan keuangan yang tersedia

Ternyata dengan hadirnya uang digital sangat membantu perekonomian di Indonesia.

Layanan keuangan digital Indonesia seperti e-wallet kini menjadi alternatif pembayaran terbesar untuk pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).

Kehadiran e-wallet seperti Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) dinilai menjadi pendorong utama dari adopsi transaksi nontunai (cashless) di Indonesia.

Chief of Finance & Strategy Officer LinkAja Reza Ari Wibowo mengatakan, e-wallet memberikan kenyamanan bagi pengguna, baik sebagai konsumen maupun pegiat usaha termasuk UMKM.

"E-wallet sudah menjadi alternatif pembayaran terbesar setelah cash bagi UMKM. Banyak yang memakai (e-wallet) karena cukup nyaman. Selain itu, lebih mudah bagi UMKM maupun user (konsumen) untuk melakukan pembayaran dengan QR code," kata Reza seperti dikutip dari Antara.


Q-ris - Pixabay.com

Sebagai informasi, QRIS adalah standardisasi pembayaran menggunakan metode QR Code dari Bank Indonesia agar proses transaksi menjadi lebih mudah, cepat, dan terjaga keamanannya.

Lebih lanjut, Reza mengatakan terdapat beberapa hal pendorong lainnya dari adopsi transaksi nontunai di Indonesia.

Selain masifnya edukasi dari pemegang kebijakan maupun platform keuangan digital terkait, Reza menilai posisi UMKM yang berada di antara konsumen dan produsen atau prinsipal merupakan faktor utama.

"UMKM adalah retail. Posisinya berada di antara user dan principal. User lebih dulu terdigitalisasi melalui e-commerce dan lainnya, dan mereka melakukan pembayaran secara digital," ujar Reza.

"Di sisi lain, principal atau produsen sudah membuat produk mereka semakin mudah diakses. Rantai pasoknya menjadi digital, dan UMKM berada di tengah keduanya. Karena ada tuntutan itu, mereka akhirnya shifting ke digital dan merasakan kenyamanannya," ujar Reza.

Reza memaparkan, menurut data LinkAja, pada 2021, terdapat kenaikan transaksi digital lebih dari 200 kali lipat dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Tujuh uang rupiah kertas baru terdiri dari Rp100.000, Rp50.000, Rp20.000, Rp10.000, Rp5000, Rp2000, dan Rp.1000. Cek cara penukaran uang dengan desai baru ini melalui aplikasi PINTAR.
Tujuh uang rupiah kertas baru terdiri dari Rp100.000, Rp50.000, Rp20.000, Rp10.000, Rp5000, Rp2000, dan Rp.1000. Cek cara penukaran uang dengan desai baru ini melalui aplikasi PINTAR. (hand over)

Selain itu, adopsi QRIS dari sisi pengguna pun naik signifikan hingga 600 persen. Sementara dari sisi merchant yang mengadopsi QRIS di ekosistem LinkAja meningkat 280 persen year-on-year.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved