Breaking News
Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Brigadir J Tewas

Baru Terungkap Teka Teki Pistol yang Digunakan Tembak Brigadir J, Kamaruddin: Milik Penguasa Amunisi

Teka teki senjata Luger di TKP penembakan Brigadir J. Disebut milik Ferdy Sambo. Kamaruddin Simanjuntak singgung oknum penguasa amunisi.

Editor: Frandi Piring
Dok. Handout/via tvOne News
Baru Terungkap Teka Teki Pistol yang Digunakan Tembak Brigadir J. Milik Penguasa Amunisi, ayah Ferdy Sambo. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Teka teki amunisi Luger yang ditemukan di tempat kejadian perkara (TKP) penembakan terhadap Brigadir J atau Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat, di rumah dinas Ferdy Sambo, kawasan Komplek Polri Duren Tiga, Pancoran, Jakarta Selatan.

Kuasa Hukum keluarga Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak pun membahas soal amunisi Luger yang teridentifikasi di TKP penembakan Brigadir J.

Ia menduga pemilik senjata api pistol Luger adalah Ferdy Sambo. Mengapa?

Hal tersebut dijelaskan Kamaruddin Simanjuntak dalam acara Sapa Indonesia Pagi KOMPAS TV, Rabu (14/9/2022).

Diberitakan, senjata api jenis Luger amunisinya teridentifikasi di TKP tewasnya Brigadir J, selain dua Glock 17 dan HS 9.

“Jadi orang-orang yang punya koleksi senjata seperti itu adalah orang yang berlatar belakang bahwa dia sejak dulu sudah menguasai persenjataan,” ucap Kamaruddin Simanjuntak.

“Siapa yang sejak dulu sudah menguasai persenjataan yaitu adalah ayahnya Ferdy Sambo, (Ayahnya) Ferdy Sambo itu kan,

pensiun terakhir kan adalah mayor jenderal, jadi kemungkinan besar dia bisa mengkoleksi senjata-senjata kuno, era-era 1800 sampai 1990.”

(Potret Pistol Luger. Teka Teki Pistol yang Digunakan Tembak Brigadir J. Milik Penguasa Amunisi, ayah Ferdy Sambo. (Sumber: Zib-Militaria)

Maka itu, lanjut Kamaruddin, untuk menuntaskan kerumitan pembunuhan berencana Brigadir J perlu dilibatkan TNI dan PPATK.

“Karena bagaimana pun suka atau tidak mendengarnya, bukan saya memuja-muja angkatan atau TNI,

mereka itu terkenal disiplin dan sportif, kucing aja ditembak oleh jenderal hukumnya tegas, apalagi manusia,” ujar Kamaruddin.

“Beda sama polisi yang suka merekayasa kejadian, artinya tidak semua polisi, sebagian kecil saja.

Tetapi yang suka merekayasa ini kan dia berada di posisi puncak semua karena sudah biasa menjilat ke istana, menjilat ke kementerian.”

Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved