Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Mantan Hakim Agung Khawatir Ferdy Sambo Lolos Dari Sangkaan Pembunuhan Berencana, Ini Titik Lemahnya

Prof Gayus Lumbuun, menyatakan khawatir Irjen Ferdy Sambo lolos dari sangkaan Pembunuhan Berencana terhadap Brigadir J 

Editor: Alpen Martinus
Kolase Tribun Manado/ Istimewa/Tribunnews
Ferdy Sambo. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Kasus pembunuhan Brigadir J menyita perhatian banyak pihak, satu di antaranya Prof Gayus Lumbuun.

Ia menilai Ferdy Sambo berpeluang untuk lolos dari sangkaan Pembunuhan Berencana.

Menurutnya ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan.

Baca juga: Sosok 3 Kapolda yang Diduga Terlibat Kasus Ferdy Sambo, Ada yang Berani Temui Pengacara Brigadir J

Simak video terkait :

Mantan Hakim Agung Kamar Pidana Umum dan Militer 2011-2018, Prof Gayus Lumbuun, menyatakan khawatir Irjen Ferdy Sambo lolos dari sangkaan Pembunuhan Berencana terhadap Brigadir J atau Nofriansyah Yosua Hutabarat.

Konstruksi hukum yang dibangun penyidik tim khusus (Timsus) Polri dalam kasus itu adalah dengan menjerat Sambo beserta 4 tersangka lain dengan Pasal 340 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) yakni pembunuhan berencana.

Akan tetapi, menurut Gayus, penyidik dan jaksa harus bekerja keras membuktikan sangkaan mereka yang menyatakan Sambo memang sudah berniat dan merencanakan pembunuhan terhadap Yosua.

Sedangkan dari perkembangan kasus itu, menurut Gayus, ada potensi Sambo bisa lolos dari sangkaan pembunuhan berencana.

Baca juga: Sosok Kombes Agus Nur Patria, Kaki Tangan Ferdy Sambo yang Kini Dipecat dari Polri, Perusak CCTV

Video animasi reka ulang kasus Brigadir J di rumah dinas Ferdy Sambo di Kompleks Polri Duren Tiga, Jakarta Selatan.
Video animasi reka ulang kasus Brigadir J di rumah dinas Ferdy Sambo di Kompleks Polri Duren Tiga, Jakarta Selatan. (Tribunnews.com/Tangkap layar kanal YouTube Polri TV Radio)

Ini hampir mendekati hal-hal yang bisa kita khawatirkan bahwa tidak direncanakan karena pengaruh sesuatu," kata Gayus dalam program Aiman di Kompas TV, yang dikutip pada Rabu (7/9/2022).

"Oleh karena itu pengaruh sesuatu ini perlu diteliti sebagai bentuk analisis perbuatan," ujar Gayus.

Gayus juga mengatakan, penyidik Polri dan jaksa harus mengungkap situasi yang membuat Sambo memberi perintah pembunuhan terhadap Yosua.

"Ketika memberi perintah dalam keadaan pengaruh sesuatu hal bisa miras, bisa di atas itu berarti narkotika, bisa ada pengaruh lain seperti emosi yang demikian tinggi karena informasi dari istrinya. Itu skenarionya, benar apa tidak kita buktikan," ujar Gayus.

Baca juga: Baru Terungkap Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi Pernah Minta Brigadir J Carikan Bayi, Untuk Apa?

Bharada Richard Eliezer atau Bharada E menggunakan peran pengganti ketika melakukan adegan rekonstruksi kasus Brigadir J dengan Ferdy Sambo di rumah pribadi Sambo, Selasa (30/8/2022). (Tangkap layar Polri TV)
Bharada Richard Eliezer atau Bharada E menggunakan peran pengganti ketika melakukan adegan rekonstruksi kasus Brigadir J dengan Ferdy Sambo di rumah pribadi Sambo, Selasa (30/8/2022). (Tangkap layar Polri TV) (Kolase Istimewa/Tangkap layar Polri TV)

Menurut Gayus, kondisi seseorang yang tidak stabil seperti berada di bawah pengaruh alkohol atau zat adiktif, atau marah besar akibat sebuah hal dan membuatnya melakukan tindakan kekerasan maka tergolong sebagai tindakan spontan.

Jika perbuatan pidana akibat tindakan spontan itu terjadi hingga menghilangkan nyawa orang lain, maka pelaku hanya dijerat Pasal 338 KUHP.

Gayus mengatakan, penyidik dan jaksa harus bisa membuktikan dalam proses persidangan terkait sangkaan niat dan perencanaan pembunuhan terhadap Yosua yang dilakukan oleh Sambo.

Sumber: Sriwijaya Post
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved