Alfamart
Nikmatnya Perpaduan Rasa di Kacang Goyang Cap Maleo
Rasa lezat dalam suatu makanan merupakan perpaduan berbagai rasa yang menyatu sempurna, sehingga ketika indera perasa
Setelah selesai, kemudian dilanjutkan penyampurkan dengan gula pasir yang sebelumnya sudah cairkan. Proses tersebut dilakukan di atas tungku yang telah dimodifikasi sedemikian rupa sehingga api yang keluar sesuai dengan kebutuhan. Proses ini terbilang merupakan inti dari pembuatan kacang tanah inilah yang memerlukan kesabaran dan ketekunan, karena harus dilakukan antara 6-8 jam.
Lamanya proses pencampuran tersebut bukan tanpa alasan, melainkan untuk mendapatkan produk yang berkualitas. Tak heran kacang goyang buatan UD Totabuan yang diberi nama cap Maleo banyak dicari pada saat Idul Fitri maupun Natal.
Selain itu, produk yang memiliki warna putih dan coklat tersebut banyak dijadikan buah tangan, bagi warga Manado yang tinggal di pulau Jawa maupun lainnya.
Pembuatan yang masih secara manual dan tradisional sengaja masih dipertahankan, untuk menjaga kualitasnya. Tak ayal kacang goyang cap maleo memiliki banyak keunggulan dibandingkan produk sejenis daerah lain, di antaranya gulanya tidak mudah hancur jika terkena benturan. Sehingga aman jika dibawa melalui pesawat maupun paket pengiriman.
Beberapa tahun lalu pernah ada dari satu di antara perguruan tinggi di pulau Jawa membuatkan mesin untuk proses penggoyangan, namun hasilnya, tidak sama dengan yang dilakukan secara manual. “Makanya saya kembali lagi, ke cara-cara tradisional, dengan cara manual,” tuturnya.
Untuk daya tahan produk, tak perlu diragukan lagi, saat ini jika penyimpanan dan dengan packing yang baik, produk tersebut bisa awet hingga 2 tahun.
Dalam satu hari pria yang sangat menyayangi anaknya ini mengaku memproduksi kacang goyang sebanyak 150 kilogram, atau dalam sebulan sekitar 3 ton. Untuk bahan baku kacang tanah, pihaknya tidak mengalami kesulitan, namun untuk gula pasir, dirinya saat ini mulai khawatir, karena harga yang terus merangkak naik. Sedangkan untuk pekerjanya, total sekitar 30 orang. “Untuk pekerja yang membuat kacang goyang, telah bekerja cukup lama, lebih dari 20 tahun,” tuturnya.
Dari hasil membuka usaha kacang goyang dirinya bersyukur, banyak hal yang telah dicapai, dari mempekerjakan warga sekitar tempat tinggalnya di kelurahan Motoboi Kecil, sampai membuka usaha makanan ringan lainnya, yang jumlahnya sekitar 40 macam. “Saya juga memiliki toko oleh-oleh pertama dan satu-satunya yang ada di Kotamobagu,” katanya.
Saat ini pria yang senang memelihara burung hias ini menjelaskan saat inimerasa beruntung, karena produk kacang goyangnya bisa dibeli di gerai Alfamart di Bolaang Mongondow (Bolmong) Raya.Awal mulai bergabung produknya di Alamart, pada saat minimarket tersebut hadir di Kotamobagu pada 2017 lalu, yaitu sekitar 9 gerai. Pada saat itu, dari pihak Alfamart menyarankan untuk memperbaiki packing, agar semakin menarik konsumen.
Dia pun kemudian mengikuti saran yang diberikan dengan mengubah packing dari kacang goyang cap Maleo.
Kemudian, secara perlahan-lahan penjualan produknya semakin meningkat di Alfamart, karena pelanggan mulai mengetahui produknya saat ini tersedia di jaringan minimarket nasional tersebut.
Setelah dapat memenuhi di 9 gerai, penjualan produknya terus meningkat, hingga saat ini berada di 57 gerai Alfamart di Bolmong Raya. “Saya harap kacang goyang cap maleo bisa mengisi seluruh gerai di Sulawesi Utara dan Gorontalo, bahkan nasional. Karena untuk itu saya siap,” ujarnya.
Pihaknya merasa bersyukur hingga saat ini masih bermitra dengan Alfamart, apalagi untuk penjualannya terus meningkat. “Saya berharap mendapat perhatian dari manajemen Alfamart,” tutur pria yang selalu menjaga adat-istiadat.
Alfamart adalah ritel modern yang memahami potensi UMKM, agar bisa berkembang, salah satunya dengan memberikan kesempatan produk UMKM dipasarkan di jaringannya.
”Produk khas suatu daerah sudah pasti menjadi primadona di daerah itu, dan kami ingin ikut ambil peran mendukung berkembangnya UMKM dengan bidang kemampuan kita yaitu toko berjejaring,” ujar Nur Rachman, Corporate Communication GM Alfamart.
Menurutnya, produk lokal bisa makin dikenal, tidak hanya sebatas di toko-toko tertentu seperti toko oleh-oleh saja. Produk yang sudah dikenal dan digabungkan dengan kualitas produk yang baik tentu berbanding lurus terhadap penjualan, yang akhirnya bisa memajukan UMKM itu sendiri.
“Kami terbuka terhadap produk UMKM, selama memenuhi izin yang ditetapkan pemerintah, mengikuti prosedur perusahaan dan produknya sendiri mempunyai kualitas baik,” terangnya. (*)