Breaking News
Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Kisah Pilu Lisa Widjaksono TKW di Taiwan, Bukan Jaga Lansia Malah Disuruh Jaga Anjing

Namun sesampainya di Taiwan, TKI perempuan ini malah dipekerjakan untuk menjaga anjing.

Editor: Alpen Martinus
tribun wow
Ilustrasi TKW 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Menjadi Tenaga Kerja Wanita (TKW) menjadi satu di antara pilihan untuk memperbaiki perekonomian keluarga.

namun mereka yang berangkat tak mengetahui pekerjaan apa yang akan mereka lakoni di sana.

Seperti yang dialami oleh seorang TKW bernama Lisa Widjaksono.

Baca juga: Kisah Seorang TKW di Hongkong di Penjara Tiga Bulan Sebab Tik Tok, Unggahannya Bikin Majikan Marah


Tangkapan layar saat TKI Taiwan curhat.(YouTube Lisa Widjaksono)

Ia membagikan sepenggal kisahnya saat bekerja ke Taiwan.

Diakui Lisa, sulitnya mencari pekerjaan di Tanah Air menjadi alasannya untuk terbang ke Negeri Formosa itu.

Selain itu, besaran gaji yang ditawarkan juga menjadi alasan kuat TKI perempuan tersebut memilih negara Taiwan.

"Kenapa aku memilih menjadi TKW, karena di rumah itu nyari kerjaan susah sekali, karena kebutuhan," ujar Lisa memulai.

Baca juga: Kisah Pilu Marina Kurnia TKW di Hongkong, Dapat Kamar Pengap dan Sempit, Majikan Tak Baik

Simak video terkait :

Meski ibu dua anak itu memiliki suami, namun ia kekeuh untuk terbang ke Taiwan demi buah hatinya.

"Saya punya dua orang anak, jadi harus menyekolahkan anak-anak aku, jadi aku memutuskan untuk pergi ke Taiwan saja, karena di sini terkenal gajinya besar," ungkap Lisa.

Namun siapa sangka, perjalanan yang harus Lisa lalui untuk dapat sampai ke Taiwan tidaklah mudah.

Ia harus rela berutang ke sana dan ke mari agar dapat segera berangkat ke Taiwan.

Baca juga: Kisah Halimah TKW di Arab Saudi, Diantar Dengan Tangisan Majikan Saat Kembali ke Indonesia

"Dulu aku nggak ngerti kalau masuk PT itu harus bayar ini, bayar itu," kata Lisa.

"Di desa aku sama sekali nggak punya uang, akhirnya aku utang sana, utang sini. Maksudnya nggak malu-malu utang, nekat lah akhirnya bisa bayar di PT," sambung Lisa.

Setelah melewati proses di PT, TKI perempuan ini akhirnya bisa terbang dan sampai ke Taiwan.

TKI perempuan ini bercerita, job pertama yang ia dapatkan dari PT adalah menjaga seorang lansia berjenis kelamin perempuan.

Namun sesampainya di Taiwan, TKI perempuan ini malah dipekerjakan untuk menjaga anjing.

"Aku di PT itu ya pertama kali dapet job katanya aku menjaga nenek, sampai di sini aku menjaga anjing," ungkap Lisa.

"Tapi yo gimana lagi ya aku sudah sampai di sini, kalau mau pindah majikan aku harus bayar lagi, jadi aku terima ajalah jaga anjing," kata Lisa.

Untuk menghibur dirinya sendiri, Lisa menganggap bahwa pekerjaan menjaga anjing lebih mudah ketimbang menjaga nenek.

Dengan begitu, ia bisa menikmati pekerjaannya menjadi seorang TKI di Taiwan.

"Aku mikirnya gini, kalau jaga nenek, nenek itu juga cerewet, kalau anjing lebih mudah lah," kata Lisa.

"Anjing dikasih makan trus sudah, tidur, dikasih air minum sudah, tidur. Kan nggak cerewet anjing, trus ngasih anjing jalan-jalan," tambah Lisa.

Namun ternyata, TKI perempuan ini tetap merasa tidak nyaman dengan pekerjaan pertamanya tersebut.

Ada suatu hal yang menjadi alasan kuat Lisa untuk pindah, yakni selama sembilan bulan ia tidak memiliki waktu untuk tidur siang (istirahat).

Terlebih malam hari ia baru selesai bekerja pukul 10 malam.

"Tetapi ada satu yang membuat aku jadi pengen pindah waktu itu," ucap Lisa bercerita.

"Aku di sini waktu itu selama sembilan bulan, bayangkan aku kalau siang itu kerja, nggak dikasih waktu istirahat, maksudnya tidur itu nggak ada, cuma duduk," ungkap Lisa.

Pagi-pagi sekali TKI perempuan ini sudah harus bangun dan mengerjakan pekerjannya.

Ia baru dapat tidur pada pukul 10 malam.

"Aku bangun jam lima sampe aku tidur itu jam sepuluh malam," tutur Lisa menjelaskan.

TKI perempuan ini hanya tinggal berdua dengan majikannya yang berjenis kelamin perempuan.

Setiap malam ia juga ditugaskan untuk memijat sang majikan selama satu jam.

Tentu saja TKI perempuan ini merasa sangat letih dan kelelahan dengan kondisi pekerjaan yang seperti itu.

"Kalau malam aku kan mijet si nyonya. Itu aku disuruh mijet satu jam, orangnya itu badannya keras," kata Lisa.

"Ya namanya mijet kalau tiap hari ya pasti capek, satu jam kadang satu jam lebih," ungkap Lisa.

Demi buah hati dan keluarganya di kampung, TKI perempuan ini menguatkan tekatnya untuk bertahan menjadi TKW di Taiwan.

Hingga kini, Lisa mengaku bersyukur telah mampu melewati semua rintangan tersebut dan dapat menikmati pekerjaannya.

"Kalau aku sampai nggak kuat, nasibnya anak-anak aku gimana," kata Lisa dengan mata yang berkaca-kaca.

"Akhirnya aku kuat-kuatin, sampai hari ini aku bisa bertahan, aku bisa menikmati sampai hari ini," tambahnya.

(Posbelitung.co/Fitri Wahyuni)

Artikel ini telah tayang di PosBelitung.co 

Sumber: Pos Belitung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved