Keyakinan Komjen Pol Susno Duadji Soal Autopsi Ulang Jenasah Brigadir J, Akan Beda 180 Derajat
Komjen Pol Susno Duadji menjelaskan bahwa hasil forensik kedua, akan jadi kunci kelanjutan bergulirnya kasus kematian Brigadir Yosua
TRIBUNMANADO.CO.ID - Kasus dugaan penembakan yang menyebabkan Brigadir J tewas terus mendapat sorotan warga.
Satu di antaranya adalah Eks Kepala Badan Reserse Kriminal Polri (Kabareskrim Polri), Komjen Pol Susno Duadji.
Ia ternyata terus memantau perkembangan kasus tersebut, hingga pada proses autopsi ulang.
Baca juga: Pantas Jenasah Brigadir J Tetap Utuh Meski Sudah 20 Hari Terkubur, Ini Penjelasan Dokter Forensik
Simak video terkait :
Eks Kepala Badan Reserse Kriminal Polri (Kabareskrim Polri), Komjen Pol Susno Duadji menjelaskan bahwa hasil forensik kedua, akan jadi kunci kelanjutan bergulirnya kasus kematian Brigadir Yosua atau Brigadir J.
Bahkan, kata Susno, mungkin saja alur cerita peristiwanya dapat berubah menjadi 180 derajat, apabila pada forensik kedua menemukan fakta baru yang berbeda dengan hasil forensik pertama.
"Kalau berbeda dengan hasil yang dilakukan oleh dokter forensik pertama, maka ini akan merubah jalannya cerita penyidikan menjadi 180 derajat berbalik."
"Karena (kalau laporan) penyidikan sekarang (mengidentifikasi adanya) adalah tembak-menembak, berarti saat ditembak dia (Brigadir J) masih hidup."
Baca juga: Baru Terungkap Pengelola Koperasi Syariah 212, Koperasi yang Diduga Terima Rp 10 Miliar dari ACT

"Itu kan ada perlawanan, maka cerita tembak-menembak, dan yang nembak itu akan diperiksa apakah itu beladiri apa tidak."
"Tapi kalau dia (Brigadir J) ternyata dianiaya dulu, ini cerita akan berubah 180 derajat," kata Susno dikutip dari tayangan Kompas Tv, Rabu (27/7/2022).
Menurut Susno, dalam kasus ini, pra rekontruksi itu tidak begitu besar manfaatnya.
"Jadi begini, tergantung daripada hasil otopsi kedua ini," sambung Susno.
Baca juga: Akhirnya Terungkap Kondisi Brigadir J saat Tiba dari Magelang, Komnas HAM: Dia Masih Hidup

Apalagi jenazah Brigadir J berada dalam peti dan pernah diberi formalin.
"Kemarin ada salah seorang Profesor dari UI yang mengatakan Insyallah bisa."
"Yang menguntungkan kondisi jenazah berada di dalam peti, yang kedua sebelum dikubur dia di formalin. Formalin dan kotak ini akan menghambat pembusukan."