Bursa Capres
Ridwan Kamil, Erick Thohir, Sandiaga Uno dan AHY, Figur Bidikan KIB Maju Pilpres 2024
Terbentuknya Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) dengan pengusung utama Partai Golkar bersama PPP dan Partai Amanat Nasional (PAN)
TRIBUNMANADO.CO.ID, JAKARTA - Terbentuknya Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) dengan pengusung utama Partai Golkar bersama PPP dan Partai Amanat Nasional (PAN) diyakini akan memberi peluang pada banyak figur untuk maju di Pilpres 2024.
Beberapa nama disebutkan memiliki peluang diusung KIB alasannya di antara tiga parpol ini hanya Partai Golkar yang telah memiliki figur Calon Presiden yaitu Airlangga Hartarto.
Sedangkan PPP dan PAN cukup tahu diri untuk memunculkan figur lewat koalisi ini. Hal ini memberikan peluang bagi tokoh non parpol untuk ikut bersaing.

Saat ini baik dari kalangan militer, pengusaha, kader parpol telah menyeruak sejumlah nama. Intinya nanti tinggal parpol atau koalisi parpol yang memilih berdasarkan kebutuhan.
Pengamat politik Pangi Syarwi Chaniago menyatakan setuju apabila wacana Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang mensyaratkan kader partai sebagai calon presiden dan menduetkannya dengan tokoh dari luar partai politik jika dilaksanakan.
Menurutnya, tiket tersebut sebaiknya diprioritaskan kepada para kader yang memiliki kontribusi dan telah berkarya di partai politik.
"Jangan sampai kemudian orang partai itu dianggap nggak mampu dan nggak bisa diandalkan. Jangan sampai orang mudah sekali, tidak masuk partai, nggak besarin partai, nggak usah berkontribusi di partai tiba-tiba dijadikan capres," kata Pangi saat dihubungi, Sabtu (23/7/2022).
Baca juga: Bharada E dan Putri Tak Hadir saat Prarekonstruksi Kasus Brigadir J, Penyidik Peragakan Baku Tembak
Baca juga: Baru Terungkap Alasan Istri Ferdy Sambo dan Bharada E Tak Hadir Prarekonstruksi Tewasnya Brigadir J
Pangi menilai memberikan tiket calon presiden kepada tokoh di luar partai politik justru akan melukai dan mengganggu semangat kaderisasi dari bawah dan terkesan partai politik itu dapat dibeli alias transaksional, dan pragmatis.
Untuk calon wakil presiden pun, Pangi berpendapat lebih baik orang-orang terbaik dari partai lah yang dipilih.
Meski demikian, menurutnya calon presiden dan calon wakil presiden harus saling menguatkan, sebab memilih calon wakil presiden menjadi penting.
"Karena kalau milih cawapresnya salah, tidak akan efektif, dan tidak akan mendongkrak suara," ujarnya.
Dia mengatakan pasangan calon presiden dan calon wakil presiden yang ideal dapat dilihat dari berbagai faktor.
"Lihat tren elektabilitasnya, atau melengkapi representasi wilayah. Cawapres juga harus beda segmen pemilih, punya basis dukungan yang beda. Misalnya Nasionalis-Religius atau Sipil-Militer yang bisa jadi kombinasi ideal yang jadi nilai jual sendiri," ucap Pangi.
Dari internal KIB sendiri saat ini, nama Airlangga Hartarto terus didorong Partai Golkar untuk maju. Selain itu, dua nama Ketua Umum yang lain juga ikut digadang-gadang.
Untuk calon wakil, Pangi mengatakan ada beberapa nama yang sudah santer beredar di publik. Dari Kepala Daerah ada Ridwan Kamil lalu ada Khofifah representasi NU, ada Erick Thohir dan Sandiaga dari klaster pengusaha. Ada juga AHY di klaster Ketua Partai, dan Andika dari klaster militer.