Baku Tembak di Jakarta
Eks Ajudan Presiden Ungkap 6 Kejanggalan Kasus Baku Tembak di Rudis Irjen Ferdy Sambo, Desak Kapolri
Eks ajudan Presiden BJ Habibie tersebut juga melihat adanya kejanggalan dalam kasus baku tembak di rumah dinas Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Tewasnya Brigadir Yosua di rumah dinas Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo kini dianggap janggal.
Mantan perwira tinggi TNI-AD, Mayjen TNI (Purn.) Dr. H. TB Hasanuddin ikut menyoroti kasus tersebut.
Eks ajudan Presiden BJ Habibie tersebut juga melihat adanya kejanggalan dalam kasus Baku tembak sesama polisi itu.
Baca juga: Profil Bharada E, Penembak Brigadir J di Rumah Irjen Ferdy Sambo, Ternyata Bukan Orang Sembarangan
Baca juga: Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo Tegas, Bentuk Tim Khusus Usut Baku Tembak di Rumah Ferdy Sambo
TB Hasanuddin yang kini menjadi politikus senior PDIP membeberkan kejanggalan dari kasus penembakan tersebut.
Mulai pengiriman mayat Brigadir Yosua ke rumah keluarga secara diam-diam hingga urusan pangkat ajudan dan sopir.
Foto: Rumah dinas ( Rudis) Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo.
Menurutnya, kejanggalannya yang pertama, kenapa baru ada press release 2 hari kemudian, setelah jenazah dibawa secara diam-diam ke kampung halaman kemudian diprotes keluarga.
Kejanggalan kedua kalau memang benar dari Divisi Humas Polri yang menyatakan Brigadir J masuk ke ruang istrinya Kadiv Propam dalam rangka apa perbuatan itu dilakukan.
"Ketiga, apakah betul penjelasan bahwa Brigadir J masuk ke kamar kemudian melakukan pelecehan lalu menodongkan pistol. Seharusnya, bukannya Brigadir J yang ditodong?" kata TB Hasanuddin saat dihubungi TribunJabar.id melalui sambungan telepon, Selasa (12/7/2022) petang.
Menurut TB Hasanuddin, kejanggalan keempat dalam kasus penembakan itu, soal posisi ajudan Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo, Bharada E.
TB Hasanuddin bilang tidak masuk akal ajudan itu tinggal di rumah sementara Kadiv Propam tidak di rumah. "Seharusnya kan ikut mengawal," katanya.
TB Hasanuddin juga menyoroti soal pangkat kedua polisi yang saling tembak.
Dikatakannya, pangkat sopir itu Brigadir, sementara pangkat ajudan hanya Bharada.
"Itukan kebalik. Sopir seharusnya yang Bharada, sebaliknya, ajudan Brigadir pangkatnya," tegasnya.
Kejanggalan keenam menurut TB Hasanuddin soal luka sayatan di tubuh Brigadir Yosua.