Bolmong Sulawesi Utara
Sektor Pertanian Bolmong Sulawesi Utara Jadi Salah Satu Prioritas Pj Bupati Limi Mokodompit
Pj Bupati Bolmong Limi Mokodompit memperhatikan betul sektor pertanian di Kabupaten Bolmong Sulawesi Utara.
Penulis: Sujarpin Dondo | Editor: Rizali Posumah
Manado, TRIBUNMANADO.CO.ID - Penjabat Bupati Bolaang Mongondow Ir Limi Mokodompit MM, pastikan sektor pertanian di Bolmong Sulawesi Utara aman.
Hal ini diungkapkan Pj Bupati Bolmong Limi Mokodompit agar ketahanan pangan dan ketersedian pangan stabil.
Hal ini juga dikatakan Limi Mokodompit sesuai dengan intruksi presiden untuk menghadapi krisis ketahanan pangan.
"Sesuai intruksi presiden pada pertemuan dengan kepala-kepala daerah beberapa waktu lalu, untuk mempersiapkan diri menghadapi krisis pangan seperti yang terjadi di beberapa negara lainnya," ucap Bupati.
Untuk itu Limi pada beberapa kunjungan kerja yang dilakukan di beberapa titik di Bolmong mengajak masyarakat untuk memanfaatkan lahan kosong untuk berkebun.
Kata dia, wilayah di Bolmong sangat subur.
"Jadi bila kita manfaatkan lahan kosong dan menanam beberapa komoditi pastinya akan terhindar dari krisis pangan ini," ucapnya.
Limi juga menambahkan bahwa meski begitu petani juga akan didukung oleh dinas terkait.
"Seperti apa dan bagaimana cara pengolahannya," ujar dia.
Dirinya mengatakan, nantinya pihaknya melalui Dinas Pertanian akan membimbing para petani agar bisa sukses.
"Dan mendapatkan hasil yang maksimal," tandasnya.
Kisah Harry Laute Petani Cabai di Bolmong
Sementara itu, harga cabai rawit (rica) yang meroket saat ini ternyata jadi berkah bagi petani.
Salah satu petani asal Desa Mopait, Kabupaten Bolmong bernama Harry Laute salah satunya.
Ari sapaan akrabnya saat ditemui wartawan TribunManado.co.id, belum lama ini mengaku, dengan harga cabai yang meroket juga menjadi berkah baginya sebagai petani cabai.
"Harga cabai (rica) yang saat ini meroket sangat membantu," ucap Ari.
Ari mengaku awal mula dirinya turun ke dunia budi daya cabai ini karena rasa penasaran dengan hasil dan bagaimana cara merawat hingga bisa dipanen.
"Awal 2018 saya penasaran dengan petani cabai dan lahan yang ada di desa tetangga, dan hal itu membuat saya tertarik untuk jadi petani cabai," tambahnya.
Akhirnya pada 2018 itu petani milenial ini mencoba untuk bertani dan menanam cabai.
"Hingga akhirnya pada tahun 2018 saya mencoba dan memulai menanam cabai," ucapnya.
Seiring berjalan waktu Ari terus mengembangkan skilnya dengan bergabung pada komunitas budi daya cabai di tempatnya bernama mareta totabuan.
"3 bulan terakhir ini saya sudah memanen cabai dan hasilnya ada 500 Kg yang dikumpulkan dari 600 pohon," jelas Ari.
Saat ini Ari mengaku selain 600 pohon tersebut, dirinya juga sedang mempersiapkan lahan untuk sekitar 1500 pohon cabai.
"Sekarang ada lahan yang saya tambah isi lahan tersebut saya hitung bisa 1500 pohon semoga panen depan hasil dan harganya sesuai harapan," ucapnya.
Ari juga mengatakan bahwa modal awalnya untuk memulai dia harus merogoh kantong sebesar Rp 4 juta.
"Modal saya pertama kali 4 juta dan saat ini per panen saya bisa mendapatkan 12 juta, jadi keuntungan saya per panen bisa Rp 8 juta per panen," tandasnya.
• Kecelakaan Maut Pukul 14.30 WIB, Pemotor Tewas dengan Kondisi Mengenaskan, Anak Korban Berteriak
• Joy Tulung Pimpin ISEI Manado, Siap Beri Kontribusi bagi Ekonomi Sulawesi Utara
• Ini Pesan Andrei Angouw pada Finalis Nyong dan Nona Manado Sulawesi Utara