Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Kronologi Kakek Muhadi yang Hilang Selama 30 Tahun dan Terdampar di Sumatera

Hilangnya Muhadi bermula awal tahun 1990 saat dirinya pamit pergi ke Malaysia untuk bekerja.

Editor: Tirza Ponto
kolase tribunmanado/Instagram @polres_trenggalek
Kronologi Kakek Muhadi yang Selama 30 Tahun Terdampar di Sumatera. 

Diketahui, selama ini warga asal Trenggalek yang hilang kontak tersebut, tinggal sebatang kara di Kabupaten Labuhanbatu, Sumatera Utara.

Kedatangan Muhadi di kampung halamannya, Desa Ngadisoko, Kecamatan Durenan, Trenggalek, disambut meriah oleh ratusan warga sekitar.

“Selamat datang di rumah, Pak,” teriak salah satu warga di antara kerumunan, Selasa.

Warga memadati sepanjang jalan menuju rumah Muhadi.

Rasa bahagia juga dirasakan warga, ketika Muhadi kembali pulang setelah selama puluhan tahun dinyatakan hilang, bahkan dianggap telah meninggal.

Haru, kakek bernama Muhadi (73) yang bertemu kembali dengan keluarga dan masyarakat setelah selama 30 tahun tak pulang.
Haru, kakek bernama Muhadi (73) yang bertemu kembali dengan keluarga dan masyarakat setelah selama 30 tahun tak pulang. (Instagram @polres_trenggalek)

Warga bahkan mengabadikan momen bahagia tersebut, menggunakan telepon genggam, dan sebagian ada yang menayangkan secara langsung di media sosial.

“Alhamdulilah Pak Muhadi kembali dan sehat,” teriak seorang warga histeris.

Di rumah keluarganya, Muhadi di sambut oleh Kapolres Trenggalek, Danramil, Camat Durenan serta perangkat desa.

Ratusan warga yang berada di lokasi, bersorak bahagia ketika Surti (65), istri Muhadi bersama empat anaknya menyambut kedatangan pria tersebut di halaman rumahnya.

Secara bergantian, empat anaknya memeluk sosok sang bapak yang selama ini tidak ada kabar sama sekali.

Sedangkan istrinya Muhadi tampak lebih banyak diam, menahan rasa bahagia yang tidak terungkap.

Di dalam rumah, sanak saudara sudah berkumpul dan memberi salam pada Muhadi.

Dan pada saat itu juga, dilangsungkan syukuran atas kembalinya Muhadi bersama keluarga di Trenggalek Jawa timur.

Karena di Malaysia pekerjaan tidak menentu, akhirnya memutuskan mencari kerja seadanya di Aceh.

“Saya pamit merantau pada tahun sekitar 1992 kalau tidak salah,” ujar Muhadi dengan logat khas warga Sumatera Utara.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved