Sejarah
Kenangan Persma di Era 90 An, Penonton Datang dari Kepulauan, Nama Klub Disebut di Gereja
Di tahun 90 an, nama Persma Manado disebut dan viral. Di mana - mana ada Persma, termasuk di Gereja.
Penulis: Arthur_Rompis | Editor: Rizali Posumah
Manado, TRIBUNMANADO.CO.ID - Persma Manado pernah jadi bagian penting dari Sulawesi Utara.
Di tahun 90 an, nama Persma Manado disebut dan viral. Di mana - mana ada Persma, termasuk di Gereja.
Jika Persma main tandang, nama Persma disebut dalam doa di Gereja Gereja.
Stadion Klabat penuh saat Persma bermain.
Warga menonton dengan segala cara. Naik pohon, panjat bukit hingga jual barang pribadi demi kantongi tiket.
Allen Mandey ingat betul masa masa indah itu.
Gelandang elegan ini memperkuat Persma Manado sejak tahun 1993, waktu tim Yan kala itu berjuluk Taji Wenang itu masih berlaga di divisi satu.
Tiga tahun berikutnya, Persma masuk Divisi Utama.
Meski masuk tim, Alen belum bermain penuh karena dirinya masuk pemusatan latihan tim PON Sulut.
Alen yang menjadi top skor di ajang PON tahun 1996 sempat masuk timnas dan berlatih di Italia.
Dari Italia, ia balik ke Manado dan langsung bergabung dengan tim utama Persma pada Ligina II.
Lini tengah Persma waktu itu, kata Allen adalah yang terbaik. Punya skill tinggi tak menjamin dirinya masuk tim utama.
Ia harus bersaing dengan deretan gelandang lokal dan impor yang menghuni tim Persma waktu itu.
"Waktu itu ada gelandang lokal seperti Maxi Waroka, Francis Wewengkang dan Eddy Musriza, sementara legiun asing kami punya yang terbaik Rodrigo Araya," jelasnya.
Meski begitu, Alen tetap berkibar. Kiprahnya begitu dinanti pada persmania yang tak pernah lelah memberi dukungan saat persma bertanding.