Tiga Negara Bangkrut Akibat Tak Mampu Bayar Utang, Termasuk Negara Para Dewa
Inilah mungkin yang akan terjadi kepada 60 negara di dunia yang berdasarkan prediksi IMF dan Bank Dunia akan terancam ambruk akibat utang.
TRIBUNMANADO.CO.ID- Negara biasanya terpaksa berutang untuk memulihkan perekonomian mereka.
Namun kebanyakan utang bisa menyebabkan suatu negara mengalami krisis ekonomi.
Ternyata sudah ada negara yang mengalami hal tersebut, lantaran utang sudah terlalu tinggi dan tidak mampu untuk membayar.
Baca juga: Permintaan Presiden Soeharto yang Tak Terwujud Padahal Utang Negara Sudah Dikurangi, Barangnya Mahal
Inilah negara-negara yang terancam bangkrut akibat utang, Indonesia hati-hati.(ekonomi.bisnis.com)
Inilah mungkin yang akan terjadi kepada 60 negara di dunia yang berdasarkan prediksi IMF dan Bank Dunia akan terancam ambruk akibat utang.
Negara mana saja? Berikut ulasannya.
Sri Lanka
Sri Lanka menyatakan bangkrut setelah gagal membayar utang luar negerinya.
Pada 12 April 2022, pemerintah Sri Lanka mengumumkan gagal bayar utang senilai USD51 miliar atau setara dengan Rp732 trilliun yang dipinjam dari luar negeri.
Krisis yang terjadi di Sri Lanka ini berlangsung sejak akhir Maret 2022 kemarin.
Baca juga: Akhirnya Muncul Kesombongan Indra Kenz, Ngasihani Korban Trading hingga Rencana Bayar Utang Negara
Setelah menyatakan bangkrut, pemerintah mendesak warganya yang berada di luar negeri untuk mengirimkan uang demi membantu membeli kebutuhan pokok dan bahan bakar.
Krisis yang terjadi di Sri Lanka ini sangat menyengsarakan warganya.
Warga Sri Lanka melakukan protes dan menuntut Presiden Gotabaya Rajapaksa untuk mengundurkan diri.
Selama Pertemuan Musim Semi IMF dan Bank Dunia 2022 di Washington, D.C., Direktur Pelaksana IMF dan anggota senior manajemen IMF lainnya bertemu dengan delegasi Sri Lanka dan Gubernur Bank Sentral Sri Lanka.
Baca juga: Masih Ingat Kwik Kian Gie Menteri Era Gusdur Megawati? Ketakutan Diserang Buzzer Soal Utang Negara
Diskusi tersebut mencakup perkembangan ekonomi dan keuangan baru-baru ini di Sri Lanka, perlunya menerapkan strategi yang kredibel dan koheren untuk memulihkan stabilitas makroekonomi,