Reshuffle Kabinet Indonesia Maju 2022
Sosok Surya Tjandra yang Digantikan Raja Juli Antoni, Dari Keluarga Sederhana, Pernah S3 di Belanda
Meski sudah diganti Presiden Jokowi, Surya Tjandra bukan merupakan sosok sembarangan. Hidupnya penuh perjuangan hingga bisa menjadi wakil menteri.
TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Tak hanya dua menteri, Presiden Joko Widodo (Jokowi) diketahui juga menggantika tiga wakil menteri.
Salah satunya adalah Surya Tjandra yang menjabat sebagai Wakil Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN).
Surya digantikan oleh Sekretaris Dewan Pembina Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Raja Juli Antoni.

Perombakan tersebut dilakukan pada Rabu (15/6/2022) pukul 13.30 WIB di Istana Kepresidenan.
Meski diganti, ternyata Surya bukan sosok sembarangan.
Adapun Surya merupakan seorang politisi dari PSI.
Baca juga: PROFIL Hadi Tjahjanto dan Zulkifli Hasan, 2 Menteri Baru yang Cerdas di Kabinet Indonesia Maju
Baca juga: Ridwan Kamil Ungkap Pesan Haru Untuk Arkana: Saatnya Kamu Meneruskan Semangat A Eril
Dikutip dari laman resmi PSI, pria kelahiran Jakarta 28 Maret 1971 ini dibesarkan dari keluarga tidak mampu.
Orangtuanya merupakan seorang pedagang ayam potong di Pasar Jatinegara, Jakarta.
Saat itu, Surya dan orangtuanya tinggal di rumah kontrakan dan kerap berpindah-pindah.

Menyadari kondisi sulit tersebut, Surya memasang tekad untuk masuk ke sekolah negeri agar terjangkau biayanya.
Surya kemudian diterima di SMA Negeri 68, Jakarta Pusat, dan selanjutnya diterima di Fakultas Hukum Universitas Indonesia (FHUI).
Dari situlah dia mulai menggeluti dunia hukum.
Baca juga: Momen Haru Istri Ridwan Kamil Rapikan Kain Jenazah Eril, Diusap dengan Lembut Selama Beberapa Detik
Baca juga: SOSOK Hadi Tjahjanto, Mantan Panglima TNI Dilantik Jokowi Jadi Menteri, Dijuluki Otak Setan
Lebih jauh dari itu, Surya mendapat beasiswa untuk meneruskan pendidikannya di bidang hukum untuk program S2 di Universitas Warwick, Inggris.
Surya pun lulus dari S2 dan melanjutkan program S3 di Universitas Leiden, Belanda.
Setelah lulus, dia memilih bekerja di Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta.