Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Konflik Rusia Vs Ukraina

Rusia Dituduh Gunakan Senjata Pemusnah Massal, Bom yang Lebih Merusak dari Peledak Konvensional

Presiden Finlandia, Sauli Niinistö, mengatakan terkait perang antara Ukraina dan Rusia, di mana kini saling menggunakan senjata yang lebih berat.

Editor: Aswin_Lumintang
afp
Militer Rusia 

Terakhir, di Zaporizhzhia dan Kherson, dua wilayah selatan Ukraina yang hampir seluruhnya diduduki Rusia, pasukan Rusia menggali untuk jangka panjang, kata Skibitsky.

Menurutnya, mereka membangun lini pertahanan ganda.

Baca juga: Nama Olly Dondokambey Masuk Daftar Pilpres 2024, Bersama Puan Maharani, Ganjar dan Risma

Baca juga: Pantas Iko Uwais Pukul Rudi Desain Interior Rumahnya, Ternyata Masalah Pembayaran

“Sekarang akan lebih sulit untuk mendapatkan kembali wilayah itu, Dan itulah mengapa kita membutuhkan senjata,” kata Skibitsky.

“Jika mereka berhasil di Donbas, mereka dapat menggunakan wilayah ini untuk melancarkan serangan lain ke Odesa, Zaporizhzhia, Dnipro,” kata Skibitsky.

“Tujuan mereka adalah seluruh Ukraina dan banyak lagi.”

Intelijen militer Ukraina percaya bahwa Rusia dapat melanjutkan pada tingkat saat ini tanpa memproduksi lebih banyak senjata atau memobilisasi penduduk untuk satu tahun lagi.

Skibitsky tidak mengesampingkan kemungkinan bahwa Rusia akan membekukan perang untuk jangka waktu tertentu untuk meyakinkan barat agar mencabut sanksi.

“Tapi kemudian mereka akan memulainya lagi, (bisa saja terjadi) delapan tahun terakhir,” tambahnya.

Zelensky: Pertempuran di Sievierodonetsk Sangat Sengit, Mungkin yang Paling Sulit Sepanjang Perang

Pasukan Rusia diketahui mengintensifkan serangan di wilayah Sievierodonetsk, Ukraina. 

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky mengatakan pertempuran di Sievierodonetsk, adalah perjuangan yang paling sulit selama perang.

Baca juga: Hasil Survei Charta Politika: PDIP Teratas, PPP dan PAN diambang Batas

Dalam pertempuran ini, di mana nasib Donbas sedang diputuskan. 

Menurut Zelensky, Sievierodonetsk tetap menjadi pusat konfrontasi di Donbas. 

"Kami mempertahankan posisi kami, dan menimbulkan kerugian yang signifikan pada musuh," ungkapnya Rabu (8/6/2022), dikutip Tribunnews dari The Guardian.

“Ini adalah pertempuran yang sangat sengit, sangat sulit. Mungkin salah satu yang paling sulit sepanjang perang ini,” ungkapnya lagi.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved