Berita Sulut
PMK Bisa Menular ke Babi, Peternak di Sulut Diminta Waspada dan Terapkan Biosekuriti
Sejak pertama kali diumumkan Pemerintah sebagai wabah di Jatim dan Aceh sekarang sudah menyebar ke18 Provinsi.
Penulis: Ryo_Noor | Editor: Rizali Posumah
Ia menjelaskan setiap pengiriman sapi maka dilakukan proses pengasingan 14 hari, pemeriksaan lab dan pemeriksaan dokter hewan dari daerah asal.
"Itu syarat untuk mengeluarkan surat keterangan kesehatan hewan. Lalu lintas diawasi sampai daerah tujuan," ujarnya
Ia mengatakan, Sulut harus siap, pihaknya sudah berkordinasi Polda, bandara dan pelabuhan,
''Sinergi kewaspadaan, termasuk kita akan cek poin di Bolmut perbatasan dengan Gorontalo. Semua pintu masuk harus diperketat," ungkapny
drh Hanna Tioho, Ketua Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) Sulut menerangkan PMK ini disebabkan virus, menyasar hewan ternak sapi, kerbau, kambing, domba dan babi bahkan hewan liar.
Gejala klinisnya pertama ada kenaikan suhu tubuh. Kemudian di mulut terdapat air liur berlebihan, dan keluar cairan dari hidung.
Di dalam mulut ternak ada lepuh luka semacam sariawan.
Selain itu ada luka teracak di kuku, kondisi ini menyebabkan nafsu makan ternak menurun, hingga membuat bobot badan turun.
Jika sudah terjankit hewan ternak bahkan tidak mampu berdiri.
"Penyakit ini sebenarnya tingkat kematian sedikit, tapi tingkat kesakitan cukup tinggi," bebernya.
Ia menjelaskan, PMK tidak menular ke manusia tapi yang sangat berdampak ke manusia itu kerugian ekonomi karena peternak rugi, daya jual akan menurun.
"Sudah dekat Idul Adha, peternak sudah iming-iming menjual dengan harga bagus karena PMK ini mengalami kerugian,'' ungkap dia
Penyebaran cepat karena airborne disease atau lewat udara, kemudian kontak langsung baik lewat ternak atau virus yang menempel ke manusia.
"Kalau satu kandang cepat, satu kena, kena semua, bisa 100 persen tingkat penularannya,'' ujar dia.
Penularan dari Manusia, bisa juga lewat mobil alat angkut, akibat perpindahan satu tempat pindah ke tempat lain