Sulut Maju
Wagub Sulut Steven Kandouw Evaluasi Kinerja Pelaksanaan Aksi Konvergensi Penurunan Stunting
Manado, TRIBUNMANADO.CO.ID - Wagub Sulut, Steven Kandouw menekankan masalah stunting menjadi perhatian serius pemerintah pusat.
Bahkan Presiden Joko Widodo menginginkan agar penanganan stunting dilakukan secara komprehensif, masif dan terstruktur.
Hal itu disampaikan Wagub Steven Kandouw ketika kegiatan Penilaian Kinerja Tahun 2022 Terhadap Pelaksanaan dan Aksi Konvergensi 4 Kabupaten Lokus Penurunan Stunting.
Kegiatan ini berlangsung di Hotel Aryaduta Manado, Kamis (2/6/2022).

"Masalah stunting ini selalu di-underline pak presiden baik dirapat pleno dan kegiatan lainnya.
Masalah stunting selalu ditanyakan. Itu jadi perhatian serius pemerintah pusat, agar kita terus gelorakan upaya penurunan stunting," ungkap Wagub Steven Kandouw.
Di Sulut, ada empat kabupaten yang jadi lokus penurunan stunting yakni Minahasa Utara (Minut), Bolaang Mongondow (Bolmong), Bolaang Mongondow Selatan (Bolsel) dan Bolaang Mongondow Utara (Bolmut).
Meski ada 4 daerah dijadikan lokus, namun bukan berarti 11 kabupaten/kota lainnya tidak mengambil langkah penanganan stunting.
"Kita harus perhatikan hal ini, karena semua juga berpotensi,” tuturnya.

Menurut dia, ada sejumlah hal penting yang patut diperhatikan pemerintah daerah, baik provinsi, kabupaten/kota dan stakeholder terkait.
Pertama soal data.
"Ini penting, dan tidak boleh main-main soal data. Datanya harus akurat, perlu koordinasi tentunya supaya program ini tepat sasaran dan berjalam baik," ungkap Mantan Ketua DPRD Sulut ini.
Kedua, ssoal infrastruktur yang perlu diperhatikan bersama.
"Masalah stunting harus terintegrasi karena spektrumnya luas. Ini juga masalah infrastruktur, masalah sanitasi misalnya. Ini juga menyangkut kebersihan," ungkap dia.

Ketiga, soal kultur yang mempengaruhi potensi timbulnya stunting.
Ia mencontohkan, soal pernikahan dini.
"Ini bahaya kalau sampai jadi kultur atau budaya. Sudah pasti, 50 persen anak yang lahir dari pernikahan dini berpotensi stunting.
Masalah ekonomi dan perceraian juga berpotensi terjadi," ungkap Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Provinsi Sulut ini.
Ia mengapresiasi adanya upaya lewat konvergensi, yaitu tindakan yang dilakukan secara terintegrasi terkoordinasi.
"Masyarakat kita harus diendors, baik soal kebersihan dan keimanan mesti berjalan seiringan. Tokoh-tokoh agama harus dilibatkan agar efektif penanganan stunting," kata dia.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Sulut, Jenny Karouw menyampaikan stunting masih tinggi dengan catatan 21,6 persen
"Laporan dari Puskesmas angka prevalensi stunting mencapai 3.134 atau 3,10 persen," ungkapnya
Ia menjelaskan, kabupaten lokus, yakni apa saja yang sudah baik dan perlu ditingkatkan.
"Berbagai hal yang inspiratif, replikatif dan inovatif dalam pelaksanaan konvergensi penurunan stunting di Provinsi Sulut dilakukan dengan memfasilitasi sharing pembelajaran yang dapat dimanfaatkan oleh seluruh kabupaten/kota se Sulut,'' ujarnya.
BKKBN Perwakilan Sulut turut hadir dalam kegiatan ini, kemudian dinas terkait dari provinsi dan pemda kabupaten/kota. (adv)
• Kepala KSOP Bitung Stanislaus Wetik Sampaikan Hal Penting ke Pemilik Kapal
• Ini Penawaran Paling Menarik Eldorado di Legislatif Ekspo Mantos 2022.
• Seorang Kades Diarak Warga Usai Tepergok Bersama Istri Orang di Dalam Kamar, Nasibnya Kini