Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Perang Rusia Vs Ukraina

Airlangga Ingatkan Harga Mie Instan Bisa Naik, Ungkap Dampak Perang Rusia-Ukraina ke Indonesia

Pangan dunia semakin mengkhawatirkan dengan berlarut-larutnya konflik Rusia dan Ukraina yang nota bene pemasok gandum terbesar di pasar global.

Editor: Aswin_Lumintang
Humas Golkar
Airlangga Hartarto, Menko Perekonomian 

TRIBUNMANADO.CO.ID, JAKARTA - Pangan dunia semakin mengkhawatirkan dengan berlarut-larutnya konflik Rusia dan Ukraina yang nota bene pemasok gandum terbesar di pasar global.

Karena itu, konflik Ukraina dan Rusia dinilai bisa mengganggu pasokan gandum. Hal ini bisa berdampak kepada harga produk turunannya termasuk mi instan.

Kendati demikian, Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, perang Rusia dan Ukraina tidak berdampak signifikan pada perekonomian Indonesia.

Transaksi perdagangan Indonesia dengan Rusia dan Ukraina hanya sekitar 2 miliar dollar AS per tahun, sehingga bukan merupakan mitra dagang utama Indonesia. Kondisi itu membuat dampak perang tak dirasakan langsung oleh Indonesia.

Mie Instan
Mie Instan ((net))

Namun, perang tersebut tetap berpotensi mengganggu pasokan gandum di Indonesia, yang merupakan salah satu bahan baku pembuatan mie.

Airlangga bilang, 40 persen kebutuhan gandum di dalam negeri diimpor dari Ukraina.

"Dampaknya dapat terasa pada pasokan gandum karena 40 persen kebutuhan gandum kami diimpor dari Ukraina," ujarnya saat pembukaan Paviliun Indonesia dalam World Economic Forum 2022 di Davos, Swiss yang ditayangkan secara virtual, Senin (23/5/2022).

Dia menjelaskan, gangguan pasokan gandum dapat berdampak pada naiknya harga komoditas tersebut, sehingga bisa membuat kenaikan harga mi instan. Maka dengan kondisi itu, sangat memungkinkan bila perusahaan mi instan menaikkan harga jual produknya.

"Ini akan memberikan dampak pada perusahaan mi instan, sehingga bisa saja mereka menaikkan harga produknya. Maka ini akan menimbulkan inflasi yang berasal dari mie, padahal dalam 3 tahun terakhir inflasi mi instan mendekati nol persen," jelas Airlangga.

Kendati demikian, upaya untuk menjaga pasokan gandum di dalam negeri telah dilakukan. Ia bilang, Indonesia sudah menekan kontrak impor yang cukup untuk memenuhi kebutuhan gandum setidaknya hingga September 2022 mendatang.

Baca juga: Gempa Terkini Pagi Ini Selasa 24 Mei 2022, Guncang Berpusat di Laut, Info BMKG Magnitudo dan Lokasi

Baca juga: Niat Hati Beri Tumpangan Gadis Pengungsi Ukraina, Wanita Ini Syok Sang Pacar Dibawa Kabur

 
Airlangga mengatakan, saat ini kenaikan harga pangan menjadi salah satu tantangan yang dihadapi sebagian besar negara di dunia. Gejolak ekonomi global membuat harga sejumlah komoditas pangan utama naik.

Namun, menurutnya Indonesia cukup beruntung karena dampak inflasi pangan tidak terlalu besar. Lantaran, dalam tiga tahun terakhir Indonesia berhasil melakukan swasembada komoditas beras, yang merupakan makanan pokok masyarakat RI.

"Tapi untungnya dalam 3 tahun terakhir, Indonesia sudah bisa melakukan swasembada pada beras. Sehingga semua kebutuhan beras dipenuhi dari produksi dalam negeri. Kami yakni bisa menghadapi tantangan terkait pangan ini," pungkas Airlangga.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Dampak Perang Rusia-Ukraina, Pasokan Gandum Terganggu, Harga Mi Instan Bisa Naik, https://www.tribunnews.com/bisnis/2022/05/24/dampak-perang-rusia-ukraina-pasokan-gandum-terganggu-harga-mi-instan-bisa-naik

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved