Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Berita Sulut

Wilayah Perairan yang Luas Sebabkan Sulut Rawan Penyelundupan Barang Ilegal

Wilayah perairan yang luas ini dimanfaatkan oleh para kurir baik dari Filipina maupun Indonesia untuk bertransaksi di laut.

Penulis: Isvara Savitri | Editor: Rizali Posumah
Tribunmanado.co.id/Rhendi Umar
Dua tersangka Penyelundupan Senjata Ilegal. 

Manado, TRIBUNMANADO.CO.ID - Wilayah perbatasan Sulawesi Utara (Sulut) menjadi salah satu wilayah di Indonesia yang rawan penyelundupan barang-barang ilegal.

Hal tersebut dikarenakan Sulut memiliki wilayah perairan yang luas, yang tidak semua titik bisa diawasi penjaga.

Hal ini diungkapkan oleh Pendeta Heinrich Wolf yang saat ini bertugas di Pulau Marore, Kepulauan Sangihe, Sulut.

"Kita memiliki laut yang sangat luas, TNI Angkatan Laut kita kekurangan personel dan armada untuk menjaga perbatasan di wilayah Pasifik ini," terang Heinrich, Senin (23/5/2022).

Wilayah perairan yang luas ini dimanfaatkan oleh para kurir baik dari Filipina maupun Indonesia untuk bertransaksi di laut.

"Mereka semua baik WNI maupun WNA Filipina bisa Bahasa Tagalog, Bahasa Inggris, dan Bahasa Indonesia, jadi komunikasinya mudah," lanjut Heinrich.

Tak jarang, baik WNA Filipina maupun WNI yang menjadi kurir memiliki identitas ganda.

Persamaan ciri-ciri fisik antara masyarakat perbatasan Sulut dengan WNA Filipina juga akan mengurangi kecurigaan identitas.

Mereka juga memiliki dua bendera di kapal atau perahu yang bisa diganti saat memasuki wilayah perairan Indonesia maupun Filipina.

Sejak pandemi virus corona (COVID-19), pintu perbatasan resmi yang ada di Pulau Marore dan Pulau Miangas ditutup.

Hal ini menyebabkan kunjungan keluarga dan perdagangan juga terbatas.

Namun, sekitar seminggu yang lalu, Heinrich mengatakan pihak Filipina meminta gerbang perbatasan resmi kembali dibuka.

Heinrich menyebut, senjata api tetap bisa diselundupkan di dalam perahu kecil meskipun melalui pintu perbatasan resmi.

"Mereka ini pintar menyamar sebagai nelayan. Membawa tali pancing, cool box, dan lain-lain. Tapi tetap bisa disembunyikan di dalam perahu, biasa di jangkar juga bisa dengan dibungkus plastik berlapis-lapis," ujar Heinrich.

Heinrich menyebut, adanya masyarakat perbatasan Sulut yang bersedia menjadi kurir dikarenakan faktor ekonomi.(*)

Bupati Minut Joune Ganda Ucapkan Selamat Hut ke 52 pada Wali Kota Manado Andrei Angouw

Brahim Diaz Punya Rekor Lebih Mentereng dari Cristiano Ronaldo Usai Antar AC Milan Scudetto

Pesan Gubernur Sulut kepada Pemerintah dan Masyarakat Sitaro

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved