Berita Nasional
Bukan Hanya Singapura, Ternyata Ustaz Abdul Somad Pernah Ditolak Masuk di Beberapa Negara Ini
Tercatat, dalam beberapa tahun terakhir ia pernah ditolak masuk Hong Kong, Timor Leste, Belanda, Inggris, Jerman, hingga Swiss.
"Tidak ada wawancara. Tidak ada minta penjelasan. Tidak bisa menjelaskan ke siapa," ujar UAS.
Sementara, menurut Duta Besar RI (Dubes RI) di Singapura, Suryopratomo, UAS sejak awal tidak diizinkan masuk Singapura karena tak memenuhi kriteria warga asing yang berkunjung ke negara tersebut.
Namun demikian, ia tak memberikan penjelasan lebih detail mengenai kriteria yang tak dipenuhi UAS tersebut.
"Informasi yang saya dapatkan dari ICA (Otoritas Imigrasi dan Pos Pemeriksaan), UAS tidak diizinkan untuk masuk Singapura karena tidak memenuhi kriteria warga asing berkunjung ke Singapura. Jadi tidak dideportasi karena beliau belum masuk Singapura," ujar Suryopratomo kepada Kompas.com.
Selain itu, Suryopratomo juga mengaku tak menerima informasi dari UAS mengenai pengajuan permohonan bantuan kepada KBRI untuk masuk Singapura.
"Menurut ICA, mereka tidak mengizinkan masuk. Not to land (penolakan masuk) sejak awal," katanya.
Ternyata, peristiwa penolakan ini bukan yang kali pertama. Selain di Singapura, UAS pernah ditolak masuk di sejumlah negara lainnya.
Tercatat, dalam beberapa tahun terakhir ia pernah ditolak masuk Hong Kong, Timor Leste, Belanda, Inggris, Jerman, hingga Swiss.
1. Hong Kong
Tahun 2017, UAS ditolak masuk Hong Kong saat hendak memberikan ceramah.
Pada Sabtu (23/12/2017) sekitar pukul 15.00 WIB, UAS bersama dengan rombongan baru tiba di salah satu bandara di Hong Kong. Saat itulah, dia dihadang oleh sejumlah petugas bandara.
"Keluar dari pintu pesawat, beberapa orang tidak berseragam langsung menghadang kami dan menarik kami secara terpisah. Saya, Sdr Dayat dan Sdr Nawir," tulis UAS di akun Facebook miliknya, dilansir dari Tribunnews.com.
Menurut UAS, saat itu orang-orang tersebut meminta dirinya membuka dompet. Mereka menanyakan apakah ada kartu nama Rabithah Alawiyah atau Ikatan Habaib.
"Di sana saya menduga mereka tertelan isu terorisme, karena ada logo bintang dan tulisan Arab," kata dia.
UAS mengatakan, para petugas juga sempat menanyakan identitas, pekerjaan, pendidikan, dan keterkaitan dirinya dengan ormas dan politik. Proses interogasi itu berlangsung selama 30 menit.