Berita Sulut
Aparat Gabungan Polda Sulut Berhasil Ungkap Kasus Penyelundupan Senpi Ilegal
Senada dengan Kapolres Minut, Kapolres Sangihe AKBP Denny Tompunuh juga memberikan keterangan yang sama.
Penulis: Fistel Mukuan | Editor: Rizali Posumah
Kemenangan IDF itu terlepas dari ketergantungannya terhadap koleksi beraneka ragam senjata kecil dari seluruh dunia.
Para pembela awal Israel pada waktu itu memilih menggunakan senapan sipil mereka sendiri.
Israel sangat miskin dan tidak mampu membeli senjata terbaru.
Solusinya adalah memanfaatkan warga negaranya yang berpendidikan tinggi dan untuk menciptakan industri senjata sendiri.
Sehingga pada tahun 1952, seorang Israel keturunan Jerman, Letnan Uziel Gal, mematenkan desain senapan mesin baru.
Senapannya pendek dan padat menggunakan desain blowback sederhana.
Senapan ini menembakkan semi otomatis atau otomatis pada tingkat yang relatif lambat dari enam ratus putaran per menit.
Ia juga memiliki tiga mekanisme keamanan: keselamatan tuas manual, keselamatan pegangan dan keselamatan baut.
Senapan ini kemudian diberi nama Uzi. Ada sejumlah keuntungan yang membuat Uzi menjadi senapan mesin ringan yang efektif.
Pertama, ia menggunakan suku cadang yang murah dan mudah untuk diproduksi secara massal.
Ini adalah fitur penting bagi negara miskin tanpa banyak industri.
Kedua, keberadaan tempat peluru di tengah-tengah senjata membuatnya seimbang, seperti pistol.
Terakhir, kemampuannya melakukan putaran parabellum sembilan milimeter pada 600 putaran per menit atau melepas 600 peluru semenitnya.
Kemampuan ini mempermudah penggunanya untuk memadamkan api penekan dalam volume besar.
Berlawanan dengan kepercayaan umum, Uzi bukanlah senjata standar infanteri Israel.