Psikologi
Mengenal Berbagai Jenis Orientasi Seksual dari Hetero hingga LGBT
Banyak dari kita di Indonesia umumnya berpendapat bahwa orientasi di luar Heteroseksual adalah tidak normal.
Sejak revisi kedua, PPDGJ telah mengeluarkan orientasi seksual dari kelompok penyakit.
“Bahkan, ditegaskan dalam PPDGJ-III bahwa orientasi seksual jangan sekali-kali dipandang sebagai penyakit.
Jadi, memang sebetulnya orientasi seksualnya itu tidak masalah, yang masalah adalah aktivitasnya,” kata Ryu.
Buku panduan psikitari Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM) tidak lagi mengklasifikasikan orang-orang lesbian, gay, biseksual, atau transgender sebagai gangguan kejiwaan.
Homoseksualitas pertama kali tercantum dalam DSM sebagai kondisi kejiwaan tahun 1968, dan dihapus pada tahun 1987.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) kemudian menyusul untuk menghapuskan homoseksualitas tahun 1992.
Jenis-jenis orientasi seksual
Ada beragam jenis orientasi seksual yang diidentifikasi oleh tiap-tiap individu. Beberapa yang terkenal di antaranya, yaitu:
1. Heteroseksual
Heteroseksual berarti orientasi yang membuat seseorang tertarik pada lawan jenis gendernya. Misalnya, seorang pria tertarik secara emosional dan seksual kepada seorang perempuan.
Heteroseksual mungkin menjadi orientasi yang paling kita kenali dan dianggap sebagai orientasi mayoritas.
2. Homoseksual
Homoseksual adalah orientasi individu yang memiliki ketertarikan fisik, emosional, seksual, dan romantisme terhadap individu lain yang memiliki gender yang sama.
Pria yang tertarik pada pria lain sering disebut gay. Sementara itu, wanita yang juga tertarik terhadap wanita disebut sebagai lesbian.
3. Biseksual