Rusia vs Ukraina
Terkait Ukraina, Paus Fransiskus Ingin Bertemu Vladimir Putin: "Saya Harus Pergi ke Moskow"
Paus Fransiskus mengatakan ingin lakukan perjalanan ke Moskow untuk bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin dalam upaya untuk menghentikan perang
TRIBUNMANADO.CO.ID - Paus Fransiskus mengaku ingin bertemu dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin, di Moskow untuk mendesak penghentian perang di Ukraina.
Ia mengungkapkan keinginan itu saat wawancara dengan media Italia, Corriere Della Sera, yang dirilis pada Selasa (3/5).
Paus Fransiskus mengatakan ingin melakukan perjalanan ke Moskow untuk bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dalam upaya untuk menghentikan perang di Ukraina.
Baca juga: Blessing Poll Kalasey Minahasa Bisa Pilihan Tempat untuk Refreshing Bersama Keluarga
Tetapi, keinginan Paus Fransiskus tersebut belum mendapat tanggapan dari Putin.
Frasiskus mengajukan permintaan untuk pertemuan melalui sekretaris negara Vatikan, Kardinal Pietro Parolin, 20 hari setelah Putin memerintahkan pasukan untuk memasuki Ukraina pada 24 Februari.
Hal itu disampaikan Paus Fransiskus dalam surat kabar Italia Corriere della Sera di sebuah wawancara yang diterbitkan pada Selasa (3/5/2022).
Para Paus selama beberapa dekade telah berusaha mengunjungi Moskow sebagai bagian dari upaya lama untuk memulihkan hubungan dengan Gereja Ortodoks Rusia, yang berpisah dengan Roma lebih dari 1.000 tahun yang lalu.
Tapi undangan tak kunjung datang.
“Tentu saja (ingin bertemu Putin), pemimpin Kremlin perlu menyediakan beberapa peluang,” kata Paus Fransiskus, seperti dikutip dari Al Jazeera.
"Tetapi kami masih belum mendapat tanggapan dan kami masih mendorong, bahkan saya khawatir Putin tidak dapat dan tidak ingin mengadakan pertemuan ini saat ini," tambahnya.
Menanggapi saran atas kunjungan ke ibukota Ukraina, Paus menjelaskan:
“Saya tidak akan pergi ke Kyiv sekarang, saya harus pergi ke Moskow terlebih dahulu, saya harus bertemu dengan Putin.”
Seruan Akhiri Perang
Selama wawancara, Fransiskus juga melaporkan percakapannya pada bulan Maret dengan Patriark Gereja Ortodoks Rusia Kirill, seorang pendukung setia invasi tersebut.
“Dengan kertas di tangan, dia membaca semua pembenaran untuk perang,” kata paus kepada Corriere.