Lebaran 2022
Kisah Khalik, Pedagang Tahu Goreng yang Putuskan Lebaran Sambil Kerja Karena Tak Punya Ongkos Mudik
Dia mengaku tidak mudik di Idul Fitri 1443 HIjriah tahun ini karena kesulitan biaya. Khalik, pedagang jajanan keliling di Taman Mini Indonesia Indah
TRIBUNMANADO.CO.ID - Hari Raya Idul Fitri selalu menjadi momentum untuk bersilaturahmi dengan keluarga besar.
Namun hal tersebut tidak semua orang bisa melakukan.
Seperti yang dirasakan oleh seorang pria yang bekerja sebagai Pedagang Tahu Goreng di TMII.
Kondisi ekonomi menyebabkan tidak semua warga Jakarta sanggup membiayai kebutuhan mudik untuk merayakan Lebaran di kampung halaman.
Baca juga: Terkait Ukraina, Paus Fransiskus Ingin Bertemu Vladimir Putin: Saya Harus Pergi ke Moskow
Harga tiket mudik seperti bus yang naik hingga di atas 100 persen dari harga hari biasa memberatkan mereka, meskipun berbagai instansi sebenarnya juga menyelenggarakan kegiatan mudik gratis.
Khalik, pedagang jajanan keliling di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur.
Dia mengaku tidak mudik di Idul Fitri 1443 HIjriah tahun ini karena kesulitan biaya.
“Saya tidak pulang Lebaran ini. Maklum, tidak ada uang, ini lagi dicari,” ujar Khalik saat ditemui, Rabu (4/5/2022).
Di hari ketiga Lebaran, Khalik merayakan Lebaran sambil tetap bekerja, berjualan memanfaatkan momentum warga yang sedang berlibur Lebaran ke TMII.
Pria asal Majalengka, Jawa Barat, ini menuturkan, Lebaran menjadi momentum tersendiri untuk mendapat penghasilan lebih.
“Ya kalau seperti ini saya bisa dapat lebih. Hari biasa untung kadang Rp 100.00 an, kalau libur begini bisa di atas Rp 200.000,” ujar pria berkaus hitam itu.
Ia tidak mau berjualan di dalam area taman wisata TMII karena izinnya yang menurutnya sulit dan harus membayar biaya sewa.
Pria berkulit sawo matang ini memilih berjualan di depan pintu masuk TMII, menawarkan dagangannya kepada pengunjung yang lewat.
“Ya paling di sini aja, tidak ke dalam. Biasanya saya di pintu satu, karena tutup akhirnya ke pintu tiga ini,” ujarnya.
Sehari-harinya, Khalik tinggal bersama istri dan dua anaknya di Cijantung, Jakarta Timur.
Setiap hari dia berkeliling menjual tahu goreng di daerah Cijantung, Ciracas, Pasar Rebo, dan TMII. Sebungkus tahu goreng dibanderol Rp 5.000 isi lima potong.
Selain tahu, pria bertopi hitam ini juga menjual rujak mangga, mie lidi, telur puyuh, hingga permen cokelat dengan harga mulai Rp 5.000-10.000.
Lebaran Tidak Pernah Mudik, Pedagang di Rest Area Berburu Rezeki Lebih dengan Tetap Berjualan
Hari Raya Idul Fitri selalu menjadi momentum untuk bersilaturahmi dengan keluarga besar.
Namun hal tersebut tidak semua orang bisa melakukan, seperti yang dirasakan sejumlah pedagang di rest area jalan tol.
Momentum Lebaran bagi mereka menjadi ladang untuk mencari rezeki lebih dengan tetap berjualan.
Contohnya Syarif Hidayat (30), pedagang asal Sumedang, yang mengelola warung nasi di Rest Area KM 72 A Tol Cipularang, Purwakarta, Jawa Barat.
Ia mengatakan lebaran tahun ini sudah kelima kalinya dirinya tidak pulang ke Sumedang.
"Saya dari Sumedang, sudah 5 tahunan lebih udah di sini, dan selama lebaran juga di sini," kata Syarif kepada Tribunnews, Sabtu (30/4/2022).
Meski sudah lama tidak pulang, ia bersyukur karena di Purwakarta tempatnya berdagang juga didampingi sang istri dan anak.
Maka, tak masalah apabila dirinya tidak mudik. "Paling 2 bulan sekali pulang, lebaran di sini terus, kumpulnya di sini, semua keluarga di sini," ucap syarif.
"Sudah jadi rumah kedualah di sini mah," tambahnya.
Dengan tetap berdagang menjelang Lebaran, pendapatannya bisa lebih banyak dari biasanya. Dia bersyukur tahun ini Pemerintah sudah mengizinkan masyarakat Indonesia untuk melakukan mudik lebaran.
"Alhamdulilah berkah banget kalo buat kami, tapi ya memang dari tahun kemarin hampir setengahnya ramenya alhamdulilah sekarang," tutur Syarif.
"Kayak waktu sebelum pandemi ini ramenya. Pas awal pandemi karena nggak ada yang mudik sepinya minta ampun," jelasnya lagi.
Syarif sudah berjualan di Rest Area KM 72 A Tol Cipularang sejak 5 tahun lalu. Sebelumnya selama 2 tahun ibundanya yang berjualan.
Di warung nasinya, dia berjualan pecel lele, nasi ayam goreng, indomie, gorengan, kopi, ciki-cikian, dan masih banyak lagi.