Terkini Sulut
Harga Komoditi Perkebunan Sulut 'Meroket', Cengkih Tembus Rp 106.000, Kopra dan Vanili Masih Tinggi
Harga Komoditi Perkebunan Sulut sedang meroket di tahun 2022. Harga cengkih kering Rp 106.000 per kilogram.
Penulis: Ryo_Noor | Editor: Handhika Dawangi
TRIBUNMANADO.CO.ID, Manado - Harga Komoditi Perkebunan Sulut sedang meroket di tahun 2022.
Pantauan tribunmanado.co.id, Rabu (13/4/2022) di Toko Pengepul Perkebunan Langowan, Kabupaten Minahasa harga komoditi seperti cengkih, kopra dan vanili sedang bagus-bagusnya.
Semisal harga cengkih kering Rp 106.000 per kilogram.
Kopra untuk bahan produksi minyak kelapa dihargai Rp 10.500 per kg, sementara vanili mentah Rp 125.000 - 130.000 per kg tergantung kualitas.
"Ini harga beli di tingkat petani," ujar Denny, Pengelola Toko Pengepul Komoditi Perkebunan di Langowan.
Ia menjelaskan harga cengkih kering masih bertahan di angka Rp 100.000 sejak tahun lalu. Harga bertahan masih tinggi karena pasokan cengkih masih terbatas
"Petani belum panen besar. Kalau sekarang ada panen tapi tidak banyak," kata Denny sembari memasukkan kopra ke karung.
Sementara untuk harga vanili sudah mengalami penurunan. Denny menjelaskan, pada awalnya vanili kering itu sempat tembus Rp 2,5 juta per kg. Kini tinggal Rp 2 juta per kg.
Demikian juga Kopra, pada puncaknya sempat menembus Rp 14 ribu per kg "Sekarang Rp 10.500 per kg, tapi itu masih bagus harganya," ungkap dia.
Harga komoditas perkebunan lagi bagus-bagusnya.
Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Provinsi Sulut, Melki Suawah mengatakan, komoditi perkebunan seperti kopra, cengkih, pala dan sawit lagi bagus - bagusnya saat ini.
Komoditi perkebunan bagus harganya karena situasi dunia saat ini harga minyak naik, memang dipengaruhi situasi internasional," ujarnya kepada tribunmanado.co.id.
Permintaan minyak nabati naik, kondisi pandemi, dan situasi perang mendongkrak harga yang memang berlaku mekanisme pasar
Situasi ini kata Melki Suawah menjadi kesempatan selain meraih untung, tapi juga bagi petani yang mengembangkan komoditi perkebunan mereka
"Harga tinggi pintar -pintar menyimpan," katanya.